Heboh Pengemis Berpenghasilan Jutaan Rupiah Punya Mobil Mewah, Begini Nasibnya Sekarang

KUALA LUMPUR, iNews.id - Masih ingat dengan pengemis tajir di Malaysia berpenghasilan jutaan rupiah per hari dan memiliki mobil sport utility vehicle (SUV) mewah? Pemerintah Malaysia telah mencabut tunjangan kesejahteraan pria tersebut.

Wakil Menteri Urusan Perempuan Keluarga dan Pembangunan Masyarakat Noraini Ahmad mengatakan kepada parlemen Majelis Rakyat, Selasa (12/3/2024), pria yang tak disebutkan identitasnya tersebut tidak akan menerima tunjangan disabilitas yang per bulanannya yakni sebesar 450 ringgit atau sekitar Rp1,5 juta mulai bulan ini.

Baca Juga

Awalnya Ditangkap di RI, Wanita China Jadi Wali Kota Filipina dengan Identitas Palsu Dipenjara Seumur Hidup

Pria itu juga mendapat peringatan serta membuat surat pernyataan sebagai jaminan bahwa dia akan berhenti mengemis.

Noraini menambahkan, pemeriksaan yang dilakukan kementeriannya mengungkap, pria tersebut saat ini sudah bekerja sebagai supervisor di sebuah perusahaan bus dan mendapat gaji 2.000 ringgit per bulan.

Baca Juga

Viral Aksi Pengemis Pura-pura Buta di Lampu Merah Jalan Siliwangi Bandung

“Dengan demikian, individu tersebut tidak lagi memenuhi syarat untuk menerima bantuan kesejahteraan dari Departemen Kesejahteraan Sosial,” ujarnya, dikutip dari The Straits Times.

Pria itu menjadi viral setelah petugas Departemen Kesejahteraan Sosial Pahang mengunggahnya di Facebook. Mereka melakukan razia pengemis di pasar malam di Distrik Maran pada 21 Februari lalu dan mengamankan pria itu.  

Baca Juga

Pengemis Tajir di Bontang Selatan Ditangkap saat Tidur, Kantongi Uang Rp27 Juta

Hasil pemeriksaan mengungkap pria itu bisa mengantongi 500 ringgit atau sekitar Rp1,6 juta dari hasil mengemis selama 4 hingga 5  jam di pasar malam.

Petugas juga terkejut begitu mengetahui dia memiliki mobil SUV Proton X70 Premium yang haganya antara 123.800 hingga 128.800 ringgit.

Petugas saat itu tidak menahan pria tersebut namun hanya memberi peringatan lisan karena ini adalah pelanggaran pertamanya di Distrik Maran.

Editor: Anton Suhartono