Hilang 8 Hari, Kapal Selam Argentina ARA San Juan Diduga Meledak
BUENOS AIRES, iNews.id – Argentina memperkirakan Kapal Selam ARA San Juan meledak di bawah laut, usai melakukan kontak terakhir dengan pangkalan angkatan laut (AL), Rabu 15 November 2017.
Hal didasarkan atas laporan sebuah organisasi internasional yang berbasis di Wina, Austria, Comprehensive Nuclear Test-Ban Treaty Organization (CTBTO). Organisasi yang memiliki jaringan luas di penjuru dunia ini bertugas mendeteksi dan memeriksa suara ledakan atom rahasia di bumi.
CTBTO menangkap suara keras di bawah laut yang lokasinya tak jauh dari posisi kontak terakhir ARA San Juan.
Dalam pernyataannya, organisasi yang memiliki peralatan lengkap termasuk mikrofon yang bisa menangkap suara gelombang di dasar laut ini mengungkap, dua stasiunnya mendeteksi sinyal di dekat posisi kapal selam ARA San Juan dilaporkan hilang. Suara itu diindikasikan sebagai ledakan.
Juru Bicara AL Argentina Enrique Balbi mengatakan, informasi mengenai suara yang tidak normal itu serupa dengan laporan lain yang diterima sebelumnya. Posisi sumber suara yang dilaporkan CTBTO pun tidak berbeda dengan laporan lain dari otoritas Amerika Serikat (AS). Sinyal terakhir ARA San Juan terdeteksi di posisi 430 kilometer lepas pantai Patagonia.
"Ini penting untuk mengorelasikan dan mengonfirmasikan suara anomali dari laporan AS kemarin. Kami bicara tentang (suara) satu kali, pendek, keras, dan bukan nuklir, sesuai dengan seperti suara ledakan," paparnya, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (24/11/2017).
Namun AL Argentina belum bisa menyimpulkan mengapa kapal selam yang mengangkut 44 kru itu bisa meledak, apakah disebabkan dari faktor internal atau bahkan diserang.
Meski demikian, AL Argentina belum menghentikan pencarian hingga hari kedelapan hilangnya ARA San Juan. Kapal slam buatan Jerman itu terakhir melakukan kontak pada Rabu 15 November pagi. Saat itu kru mengabarkan bahwa ada kerusakan teknis pada baterai.
Sejak digunakan oleh AL Argentina, kapal berpenggerak diesel-listrik itu sudah dua kali mengalami perbaikan yaitu pada 2007 dan 2014.
Editor: Anton Suhartono