Hilang Kontak, Pesawat Luar Angkasa India 'Hard Landing' di Kutub Selatan Bulan
NEW DELHI, iNews.id - Pesawat luar angkasa pendarat milik India, Vikram, ditemukan di permukaan bulan, Minggu (8/9/2019), sehari setelah hilang kontak dengan ruang pusat kendali di Kota Bangalore.
Keberadaan Vikram terlacak oleh kamera di pesawat orobiter yang meluncurkannya, Chandrayaan-2, namun komunikasinya masih terputus.
Ketua Organisasi Penelitian Antariksa India (ISRO) Kailasavadivoo Sivan mengatakan, pihaknya masih berupaya memulihkan kontak dengan Vikram.
"(Pesawat) Itu pasti melakukan pendaratan keras," kata Sivan, dikutip dari Press Trust of India (PTI), Senin (9/9/2019).
(Vikram sesaat sebelum mendarat di Bulan/AFP)
Belum ada keterangan lebih lanjut mengenai kondisi Vikram, termasuk kerusakan yang dialaminya.
Jika Vikram mendarat dengan sukses di Bulan, maka India menjadi negara keempat di dunia yang berhasil mengirim misi ke satelit Bumi itu, setelah Amerika Serikat, Rusia, dan China.
Apalagi Vikram mengusung misi mulia, yakni meneliti keberadaan air di Kutub Selatan Bulan.
Hasil penelitian ini akan sangat penting karena menentukan apakah Kutub Selatan Bulan bisa ditinggali manusia untuk jangka waktu lama atau tidak. Jika benar di Kutub Selatan Bulan tersedia banyak air, maka lokasi itu bisa dijadikan perhentian sementara atau pit stop untuk misi ke Mars.
Komunikasi dengan Vikram terputus sejak Sabtu (7/9/2019) pukul 01.00 waktu India, sesaat sebelum mendarat di Bulan. Proses pendaratan Vikram disiarkan langsung secara nasional.
(PM Narendra Modi memantau pendaratan Vikram di ruang pusat kendali ISRO di Bangalore/AFP)
Perdana Menteri Narendra Modi turut menyaksikan momen yang seharusnya menjadi sejarah bagi India yang untuk pertama kalinya mendaratkan misi ke Bulan.
Awalnya proses menjelang pendaratan Vikram berjalan sesuai rencana dan kondisinya teramati normal. Namun semuanya berubah saat Vikram berada di ketinggian 2,1 kilometer di atas Kutub Selatan Bulan.
"Selanjutnya komunikasi dari pesawat ke stasiun Bumi hilang. Data sedang dianalisis," katanya, saat itu.
Sebelumnya ISRO menyatakan bahwa proses pendaratan merupakan bagian yang paling rumit karena pesawat harus melakukan beberapa manuver yang kompleks. Sivan menyebutnya dengan istilah 'teror 15 menit'.
Pesawat Chandrayaan-2 meluncur pada 22 Juli 2019. Itu merupakan peluncuran kedua setelah sepekan sebelumnya Chandrayaan-2 batal diluncurkan dalam hitung mundur 56 menit karena masalah teknis.
Saat ini Chandrayaan-2 masih berada di orbit dan akan tetap menjalankan tugas mengelilingi Bulan selama sekitar 1 tahun. Pesawat ini juga akan mengambil gambar permukaan Bulan, mencari tanda-tanda keberadaan air, dan mempelajari atmosfer.
Editor: Anton Suhartono