Hotel dan Tempat Judi Donald Trump Dihancurkan, Warga Bersorak

ATLANTIC CITY, iNews.id – Kerumunan orang bersorak ketika Trump Plaza Hotel and Casino di Kota Atlantic City, New Jersey, AS, dihancurkan pada Rabu (17/2/2021) waktu setempat. Tak lama berselang, pemandangan tepi laut yang bertuliskan nama mantan presiden AS itu pun menghilang dalam reruntuhan gedung.

Sebelum ditahbiskan sebagai presiden ke-45 Amerika Serikat dan pindah ke Gedung Putih, Donald Trump sejatinya adalah seorang pengusaha dan pengembang real estat. Dia membuka hotel dan kasino di pinggir pantai Kota Atlantic City pada 1984. Akan tetapi, dia kehilangan kendali atas properti tersebut setelah mengalami kebangkrutan pada 2009.

Baca Juga

Kim Jong-un Tembakkan Rudal Jarak Jauh setelah Kapal Selam Nuklir AS Masuk Korea Selatan

Serangkaian ledakan dinamit eksplosif yang cepat menandai kehancuran bangunan usang itu. Kini, Trump Plaza Hotel and Casino telah berubah menjadi tumpukan puing. Kepulan besar debu berwarna cokelat pekat berseliweran di sekitar bangunan di sekitarnya, di kota pantai New Jersey yang terkenal dengan bisnis perjudiannya itu.

Hanya butuh waktu sekitar tujuh detik untuk meruntuhkan bangunan tua itu hingga benar-benar ambruk ke tanah. Setelah hancur, para penonton di sekitar lokasi pun bersorak-sorai dan bertepuk tangan. Proses penghancuran gedung itu rampung sekitar pukul 9 pagi waktu setempat.

Baca Juga

Donald Trump Selamat dari Pemakzulan, Joe Biden: Babak Menyedihkan Sejarah AS

Bekas hotel itu diruntuhkan hanya sebulan setelah Trump meninggalkan Gedung Putih. Trump Plaza Hotel and Casino tercatat sebagai kasino kesepuluh yang dibangun di Atlantic City. Selain perjudian, tempat itu juga menyelenggarakan berbagai laga tinju kelas berat pada masanya. 

Baca Juga

Trump Sebut Perburuan Penyihir setelah Lolos dari Pemakzulan, Apa Maknanya?

Hingga 2014, hotel dan kasino itu masih tercatat sebagai milik Trump. Namun, kepemilikan properti itu akhirnya berpindah ke tangan miliarder Carl C Icahn—yang memperolehnya dari kebangkrutan bisnis Trump pada 2016.

Editor: Ahmad Islamy Jamil