Houthi Minta Staf PBB dari AS dan Inggris Tinggalkan Yaman dalam 30 Hari
SANAA, iNews.id - Gerakan Ansar Allah, atau juga dikenal sebagai Houthi, meminta agar pegawai badan-badan lokal PBB dari Inggris dan Amerika Serikat meninggalkan Yaman dalam waktu satu bulan. Hal itu diungkapkan oleh seorang sumber di sebuah lembaga PBB di ibu kota Yaman, Sana'a, kepada Sputnik, Selasa (24/1/2024).
Sebelumnya pada hari itu, Juru Bicara Militer Houthi Yahya Saria mengatakan, AS dan Inggris telah melakukan 18 serangan terhadap posisi Houthi di berbagai provinsi di Yaman Utara, terutama di wilayah Ibu Kota Sanaa.
“Gerakan Ansar Allah, melalui kementerian luar negerinya, menghubungi kantor perwakilan tetap PBB dan koordinator kemanusiaan untuk Yaman, menuntut semua staf yang berkewarganegaraan AS atau Inggris meninggalkan negara ini dalam waktu 30 hari,” kata sumber tersebut.
Kelompok Houthi menulis dalam suratnya bahwa warga AS dan Inggris tidak boleh dikerahkan untuk tugas PBB di wilayah yang dikuasai gerakan Syiah tersebut sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Pada November lalu, Gerakan Houthi, yang menguasai sebagian besar Yaman Utara dan Barat, bersumpah untuk menyerang kapal mana pun yang terkait dengan Israel sampai pasukan zionis menghentikan aksi militer di Jalur Gaza. Hal itu mendorong AS membentuk operasi multinasional untuk mengamankan pelayaran di Laut Merah.
Pasukan AS dan Inggris kemudian melancarkan serangan besar-besaran terhadap posisi Houthi di Yama dalam upaya untuk menurunkan kemampuan kelompok pemberontak itu dalam menargetkan kapal dagang.
Editor: Ahmad Islamy Jamil