Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Amerika Bakal uji Coba Senjata Nuklir, Ini Komentar Pedas Iran
Advertisement . Scroll to see content

Hubungan dengan AS Tegang, Arab Saudi Makin Merapat ke Rusia?

Minggu, 12 Februari 2023 - 20:35:00 WIB
Hubungan dengan AS Tegang, Arab Saudi Makin Merapat ke Rusia?
Bendera nasional Kerajaan Arab Saudi (ilustrasi). (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

MOSKOW, iNews.idRusia dan Arab Saudi berupaya untuk memperluas kerja sama di bidang militer. Duta Besar Rusia untuk Arab Saudi, Sergei Kozlov mengatakan, upaya tersebut sejalan dengan fokus Riyadh pada diversifikasi kemampuan pertahanannya. 

“Pekerjaan yang relevan di bidang ini baru-baru ini diintensifkan secara signifikan. Secara khusus, ini dibuktikan dengan kontak bilateral reguler, termasuk format kerja seperti komisi antarpemerintah Rusia-Saudi untuk kerja sama militer-teknis,” kata Kozlov kepada kantor berita Sputnik, akhir pekan ini.

Dubes Rusia itu menuturkan, Arab Saudi memang sedang mencari mitra kerja sama militer potensial dengan negara-negara lain, di tengah ketegangan hubungan Riyadh dengan Amerika Serikat. Apalagi, ada ancaman dari Washington DC untuk menilai kembali parameter hubungan dengan Arab Saudi, termasuk aspek militer.

Menurut Kozlov, hubungan Moskow dengan Riyadh dapat mencapai tingkat kemitraan strategis.

“Salah satu karakteristik dari interaksi politik kami dengan Kerajaan (Arab Saudi), yang memiliki prospek nyata untuk mencapai tingkat kemitraan strategis, adalah dialog reguler dan saling percaya di tingkat tertinggi,” kata diplomat Rusia itu.

Kozlov menambahkan, hubungan politik antara Rusia dan Arab Saudi memiliki kecenderungan yang stabil untuk perkembangan progresif dalam beberapa tahun terakhir. Dia beranggapan, dasar untuk hubungan ini adalah kesamaan pandangan kedua negara atas sebagian besar masalah internasional dan kawasan. 

Hubungan AS dan Arab Saudi menjadi tegang sejak OPEC+ sepakat untuk memangkas produksi minyak sebesar 2 juta barel per hari mulai November 2022. Sebab, AS justru menginginkan agar organisasi negara-negara pengekspor minyak itu menaikkan volume produksi mereka agar kenaikan harga minyak di pasaran bisa ditekan.

Keputusan OPEC+ kala itu menuai reaksi keras dari Amerika Serikat. Presiden Joe Biden bahkan mengancam bakal ada konsekuensi pada hubungan AS dan Arab Saudi pascakeputusan pemangkasan produksi minyak oleh organisasi itu.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow

Related News

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut