BRASILIA, iNews.id - Brasil pada Senin (19/2/2024) memanggil duta besarnya dari Israel, Federico Mayer, untuk berkonsultasi. Penarikan diplomat itu menyusul keputusan Israel mendeklarasikan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva persona nongrata, menurut laporan surat kabar Folha de Sao Paulo.
Sebelumnya pada hari yang sama, Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz mendeklarasikan Lula persona nongrata atas pernyataannya yang menyamakan tindakan Israel di Jalur Gaza dengan Holocaust. "Kami tidak akan melupakan dan kami tidak akan memaafkan. Ini adalah serangan anti-Semit yang serius," kata Katz, seperti dikutip stasiun televisi i24.
Banjir Terjang Thailand Selatan, Jutaan Orang Mengungsi, 13 Tewas
"Atas nama saya dan atas nama warga negara Israel, saya memberi tahu Presiden Lula bahwa dia adalah orang yang tidak diinginkan di Israel selama dia tidak menariknya (ucapan yang menyamakan Holocaust dengan perang di Gaza)," ujar menlu Yahudi itu lagi.
Akhir pekan lalu, Lula menyamakan pembantaian yang dilakukan Israel terhadap warga Jalur Gaza, Palestina, dengan peristiwa Holocaust. Dia pun menyinggung keputusan Tel Aviv untuk menghabisi warga Gaza seperti yang dilakukan Adolf Hitler, pemimpin Nazi Jerman, saat Perang Dunia II.
KTT G20 2024 Digelar di Brasil, Presiden Lula Janji Tak Akan Tangkap Vladimir Putin
"Apa yang terjadi di Jalur Gaza, dengan rakyat Palestina, tidak ada bandingannya dengan peristiwa-peristiwa sejarah lainnya. Faktanya, hal itu memang terjadi ketika Hitler memutuskan untuk membunuh orang-orang Yahudi," kata Lula, di sela KTT Uni Afrika ke-37 di Addis Ababa, Ethiopia, Sabtu (17/2/2024).
Israel pun meradang atas pernyataan Lula. Para pejabat zionis menuduh pemimpin Brasil itu melecehkan Holocaust serta menyakiti hati orang-orang Yahudi dengan menyamakan perang Israel-Hamas di Gaza.
Presiden Brasil Lula Batalkan Privatisasi Sejumlah BUMN oleh Bolsonaro
"Ini adalah sebuah upaya untuk melecehkan Holocaust, menyerang orang-orang Yahudi, serta hak Israel untuk membela diri. Membandingkan antara Israel dengan Nazi dan Hitler adalah tindakan melampaui batas," kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Minggu (18/2/2024).
Editor: Ahmad Islamy Jamil
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku