Ibu Kota Eritrea Dihujani Roket dari Ethiopia, Pemimpin Tigray Bertanggung Jawab
ADDIS ABABA, iNews.id - Pemimpin wilayah Tigray, Ethiopia, mengaku bertanggung jawab atas serangan roket ke ibu kota Eritrea, Asmara, Sabtu (14/11/2020) malam. Serangan ini meningkatkan kekhawatiran konflik kedua negara.
Para diplomat mengatakan, beberapa roket menghantam Kota Asmara, termasuk mendarat di dekat bandara.
Tidak jelas berapa banyak dan dari daerah mana roket-roket itu ditembakkan, termasuk kerusakan serta korban yang ditimbulkan.
Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed pada 4 November memerintahkan operasi militer di Tigray sebagai tindak lanjut dari perseteruan pemerintah pusat dengan partai berkuasa di daerah itu, Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF).
"Pasukan Ethiopia juga menggunakan bandara Asmara," kata pemimpin TPLF, Debretsion Gebremichael, merujuk pada alasannya menjadikan bandara sebagai sasaran serangan, dikutip dari AFP, Minggu (15/11/2020).
Dia menambahkan, pasukannya juga memerangi 16 divisi pasukan Eritrea dalam beberapa hari terakhir.
TPLF menuduh Abiy meminta dukungan militer dari Eritrea, namun dibantah pemerintah Ethiopia.
Sejauh ini belum ada tanggapan dari pemerintah Eritrea maupun Ethiopia terkait klaim tanggung jawab tersebut.
Ratusan orang tewas dalam konflik di negara terpadat kedua di Afrika itu, beberapa di antaranya menjadi korban pembantaian mengerikan yang didokumentasikan Amnesty International.
Ribuan orang melarikan diri dari pertempuran dan serangan udara di Tigray dengan menyeberang ke negara tetangga Sudan.
TPLF mendominasi politik Ethiopia selama hampir 30 tahun. Peperangan brutal terjadi di perbatasan dengan Eritrea pada 1998-2000 menewaskan puluhan ribu orang.
Abiy berkuasa pada 2018 dan memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian setahun kemudian atas jasanya memulai pemulihan hubungan dengan Eritrea.
Editor: Anton Suhartono