Ilmuwan Pelajari Kekuatan Kumbang Super, Masih Hidup Dilindas Ban Mobil
CALIFORNIA, iNews.id - Sekelompok ilmuwan tengah mempelajari seekor kumbang yang memiliki kekuatan super. Serangga itu diketahui dapat bertahan hidup dilindas ban mobil.
Para ilmuwan dari Purdue University dan University of California tengah meneliti "kumbang baju besi" dengan nama latin Phloeodes diabolicus. Ilmuwan tertarik mengungkap rahasia di balik kekuatan tubuh hewan itu.
Meskipun ukuran dan bentuk tubuh kumbang super itu tidak jauh berbeda dengan kumbang pada umumnya, ada satu yang jadi keunggulan kumbang Phloeodes diabolicus yakni kulit pelindung yang sangat kuat.
"Jika Anda mengambil seekor kumbang dan Anda ingin menghancurkannya dengan jari, Anda mungkin bisa membunuhnya," kata Profesor Pablo D. Zavattieri, seorang ahli teknik sipil di Purdue University dikutip dari CNN, Kamis (22/20/2020).
"Tapi, kumbang ini sangat kuat sehinga energi atau gaya yang dapat Anda lakukan dengan tangan Anda tidak akan cukup untuk membunuhnya. Ini seperti sebuah batu," lanjutnya.
Apa rahasia kekuatan kumbang super itu?
Bahkan, saking kuatnya tubuh kumbang super itu mampu menghindari efek mematikan terlindas benda bergerak dengan berat ribuan kilogram.
"Terlindas ban mobil tidak cukup untuk menghancurkan tubuhnya," tambahnya.
Para peneliti terdorong untuk memahami apa yang membuat kumbang jenis itu memiliki kekuatan super. Harapannya, dapat menciptakan kekuatan seperti itu dalam bahan konstruksi.
Dengan menggunakan mikroskop canggih, spektroskopi, dan pengujian mekanis in situ, para peneliti mengidentifikasi desain penyusun kerangka luar makhluk itu.
Para ilmuwan menemukan bahwa kekuatan super kumbang besi terletak pada eksoskeleton. Serangga itu memiliki dua "elytron" yang mirip baju besi - digunakan pada kumbang terbang untuk melebarkan sayap. Dua elytron itu bertemu pada sebuah garis, disebut jahitan, yang membentang di sepanjang perutnya.
Bagaimana cara kerjanya?
Zavattierri menjelaskan elytron pada kumbang super ini merupakan bentuk evolusi dari sayap yang pada ribuan tahun lalu digunakan oleh nenek moyangnya untuk terbang.
"Kumbang super tidak menggunakan elyton-nya untuk terbang, jaringan elytra mendistribusikan gaya (tekanan) yang diterima secara lebih merata ke seluruh tubuh seranggan," jelasnya.
Lebih lanjut, Zavattierri mengatakan bahwa jaringan elytra berfungsi sebagai bilah eksoskeletal di bagian perut yang menahan bagian dalam perut kumbang keluar dari tubuh saat mendapat gaya tekan.

Jika jaringan elytra putus, maka mekanisme pelindung lain akan otomatis aktif untuk membentuk kembali secara perlahan. Ini mencegah pelepasan energi secara tiba-tiba yang akan mematahkan leher kumbang.
Dengan menggunakan pelat baja, tim peneliti memperoleh fakta makhluk kecil itu dapat menahan gaya 150 newton atau sekitar 39.000 kali berat tubuhnya sebelum eksoskeletonnya mulai robek.
Sedangkan ban mobil akan menghasilkan gaya tekan sekitar 100 newton jika melindas serangga super itu di permukaan tanah.
Tim berharap bahwa dengan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana kumbang bertahan dari kekuatan tersebut, mereka dapat mengembangkan bahan yang lebih keras.
Editor: Arif Budiwinarto