Ilmuwan Temukan Pulau Paling Utara di Bumi
KOPENHAGEN, iNews.id – Para ilmuwan telah menemukan sebuah pulau yang diyakini sebagai daratan paling utara di dunia. Pulau yang belum diberi nama itu terletak di utara Greenland dan diperkirakan bakal ditelan oleh air laut dalam waktu dekat.
Para peneliti datang ke daratan itu dalam sebuah ekspedisi pada Juli lalu. Mereka awalnya mengira telah mencapai Oodaaq—yang selama ini dinobatkan sebagai pulau paling utara di planet ini.
“Kami diberi tahu bahwa ada kesalahan pada GPS saya yang membuat kami percaya bahwa kami berdiri di Pulau Oodaaq,” kata pemimpin ekspedisi, Morten Rasch, dari Departemen Geosains dan Manajemen Sumber Daya Alam Universitas Kopenhagen Denmark.
“Pada kenyataannya, kami telah menemukan sebuah pulau baru yang lebih jauh ke utara, sebuah penemuan yang hanya sedikit memperluas (wilayah) Kerajaan Denmark,” ucapnya, seperti dikutip kembali Alarabiyah, Sabtu (28/8/2021).
Oodaaq terletak sekitar 700 kilometer di selatan Kutub Utara. Sementara, pulau baru itu berjarak 780 meter di utara Oodaaq.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Jumat (27/8/2021), Universitas Kopenhagen mengungkapkan bahwa pulau yang belum diberi nama itu menjadi titik paling utara Greenland dan salah satu titik daratan paling utara di bumi.
Sayangnya, pulau itu hanya 30 hingga 60 meter di atas permukaan laut. Rasch mengatakan daratan itu bisa saja menjadi “pulau yang berumur pendek”.
“Tidak ada yang tahu berapa lama pulau itu akan bertahan. Pada prinsipnya, dia bisa menghilang segera setelah badai baru yang kuat melanda,” kata Rasch.
Wilayah otonomi Denmark di Greenland telah menjadi berita utama dalam beberapa tahun terakhir, terutama pada 2019, ketika mantan Presiden AS Donald Trump mengatakan ingin membeli wilayah Arktik itu.
Rencana Trump tersebut dinilai tidak masuk akal oleh Pemerintah Denmark, dan memicu keributan diplomatik. Akan tetapi, hal itu juga mengisyaratkan minat Amerika Serikat atas wilayah Denmark tersebut.
Selain itu, Greenland juga terdampak oleh perubahan iklim lantaran suhu yang lebih hangat telah mencairkan gletser di sana. Kondisi itu diklaim menyebabkan kenaikan permukaan laut yang mengkhawatirkan dunia.
Editor: Ahmad Islamy Jamil