Ilmuwan Ungkap Misteri Meninggalnya Adolf Hitler, Ini Hasilnya
MOSKOW, iNews.id - Para ilmuwan Prancis mendapat kesempatan memeriksa bagian tubuh Adolf Hitler di Moskow, Rusia. Tujuannya untuk mengetahui seputar waktu dan penyebab meninggalnya pemimpin Nazi itu.
Berdasarkan catatan sejarah, Hitler meninggal akibat bunuh diri pada 30 April 1945 di bunker Berlin, ditemani rekannya, Eva Braun. Dari pemeriksaan gigi, ilmuwan bisa mengetahui kapan Hitler meninggal.
"Gigi ini asli. Tidak dapat diragukan lagi. Hasil studi kami menunjukkan bahwa Hitler meninggal pada 1945," kata ilmuwan Prancis, Philippe Charlier, dikutip dari AFP, Minggu (20/5/2018).
Dia pun mengajak semua pihak untuk berhenti menyampaikan teori konspirasi mengenai kematian Hitler.
"Dia tak kabur ke Argentina menggunakan kapal selam. Dia juga tidak (meninggal) di persembunyian di Antartika atau di bagian sisi gelap dari bulan," kata Charlier.
Charlier tak sendiri dalam meneliti gigi Hitler, melainkan bersama empat ilmuwan lainnya. Semua sepakat mengenai waktu meinggalnya Hitler berdasarkan pemeriksaan ilmiah.
Hasil studi mengenai gigi Hitler itu juga dipublikasikan di majalah pengetahuan 'European Journal of Internal Medicine'.
Soal keaslian tengkorak tersebut, tim membandingkan dengan hasil radiografi kepala Hitler yang diambil setahun sebelum kematiannya, hasilnya sebanding.
Lebih lanjut Charlier mengatakan, dari pemeriksaan gigi juga diketahui Hitler seorang vegetarian. Menurut dia, kondisi giginya buruk dan banyak terdapat gigi palsu. Ditemukan pula endapan karang gigi serta tidak ada jejak serat daging.
Para peneliti juga diberi kesempatan melihat bagian tengkorak. Terdapat lubang di bagian kiri tengkorak yang tampaknya seperti bekas jalur peluru. Namun tim tak diberi izin mengambil sampelnya.
Soal penyebab pasti kematian, tim peneliti Prancis tak berani menyimpulkan. Namun dua teori yang berkembang mengungkap Hitler mengakhiri hidup dengan dua cara, yakni tembakan dan racun.
Lepas dari itu, berdasarkan temuan lubang di tengkorak, kemungkinan pistol tidak ditembakkan dari dalam mulut, namun dahi. Hal ini didasarkan dari tidak ditemukannya jejak bubuk peluru di mulut.
"Kami tidak tahu apakah dia menggunakan ampul sianida untuk bunuh diri atau peluru. Itu semua mungkin," katanya.
Ini bukan kali pertama pihak berwenang Rusia memberi kesempatan ilmuwan meneliti jasad Hitler. Pada Maret dan Juli 2017, agen intelijen Rusia, FSB, dan arsip nasional Rusia, mengizinkan para ilmuwan memeriksa tulang Hitler. Ini merupakan pemeriksaan untuk pertama kalinya sejak 1946.
Editor: Anton Suhartono