Imbas Konflik di Gaza, Perusahaan Israel Pecat Ribuan Karyawan Palestina

TEL AVIV, iNews.id - Perusahaan di Israel memecat ribuan pekerja asal Palestina imbas konflik di Gaza, Palestina. Karyawan asal Palestina digantikan pekerja asing.

Salah satunya, Taha Amin-Ismail Khalifeh bersama 40 rekannya yang dipecat dari industri hotel di Israel.

Diserang Wartawan Soal Pembunuhan Khashoggi, Trump Bela MBS di Gedung Putih

Khalifeh, yang tinggal di Tepi Barat, telah bekerja sebagai housekeeper di sebuah hotel di Yerusalem Timur selama lebih dari 20 tahun.

Melansir dari Reuters, Selasa (5/12/2023) sekitar 160.000 warga Palestina dari Tepi Barat yang bekerja di Israel dan permukiman Yahudi kehilangan atau berisiko kehilangan pekerjaan mereka karena penutupan perlintasan batas dari Tepi Barat ke Israel. Akses perbatasan juga diawasi ketat.

Demo Dukung Palestina di Yaman Dihadiri Ribuan Warga

Israel juga telah mengembalikan ribuan warga Palestina ke Jalur Gaza yang terkepung.

Sebelumnya, Israel mengeluarkan 18.000 izin yang memungkinkan warga Gaza menyeberang ke Israel dan Tepi Barat untuk bekerja di sektor-sektor seperti pertanian atau konstruksi.

61 Jurnalis Gugur dalam Konflik Israel-Palestina sejak 7 Oktober

Banyak dari warga Palestina itu bekerja sebagai buruh harian di Israel atau di permukiman Yahudi di Tepi Barat dan tidak dapat bepergian ke tempat kerja mereka karena penutupan perbatasan.

Khalifeh memiliki merasa campur aduk usai dipecat. Tingkat pengangguran sekitar 46 persen di Gaza dan 13 persen di Tepi Barat. Upah di sana jauh lebih rendah.

Sekarang tanpa pekerjaan selama lebih dari sebulan, ia khawatir mungkin tidak akan pernah bisa kembali karena bisnis-bisnis Israel mendesak pemerintah untuk mengisi kekosongan pekerjaan yang ditinggalkan oleh pekerja Palestina dari berbagai negara, termasuk India dan Sri Lanka.

Pertanian, proyek konstruksi, dan hotel-hotel di Israel termasuk di antara sektor-sektor yang kesulitan mendapatkan pekerja sejak pecahnya perang, dan beberapa buruh migran asing telah pergi, khawatir akan keselamatan mereka.

Asosiasi Kontraktor Israel (ACB) telah meminta pemerintah untuk mencoba merekrut setidaknya 60.000 buruh asing untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh warga Palestina.

Sri Lanka, yang membutuhkan dolar dan remitansi, berencana mengirimkan 10.000 pekerja untuk industri konstruksi di Israel.

Editor: Muhammad Fida Ul Haq