Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Ada Gerhana Bulan Supermoon Malam Ini, Cek Langit Sekarang!
Advertisement . Scroll to see content

Indahnya Pemandangan Gerhana Bulan dari Berbagai Negara

Sabtu, 28 Juli 2018 - 12:14:00 WIB
Indahnya Pemandangan Gerhana Bulan dari Berbagai Negara
Penampakan gerhana bulan total di Perth, Australia (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Penduduk di sekitar setengah bagian Bumi disuguhkan pemandangan luar biasa yakni gerhana bulan total, Jumat (27/7/2018) malam. Ini merupakan gerhana bulan terlama dengan proses totalnya mencapai enam jam dan 14 menit.

Di saat bersamaan, muncul planet Mars di dekat bulan sehingga bisa dilihat dengan mata telanjang.

Pemandangan langka ini bisa dilihat dengan jelas oleh masyarakat di belahan bumi selatan, khususnya di Afrika bagian selatan, Australia, dan Madagaskar. Selain itu, sebagian Eropa, Asia, dan Amerika Selatan bisa menikmatinya.

(Warga Melbourne menikmati gerhana bulan total blood moon/Foto: AFP)

Di Tunisia, sekitar 2.000 orang berkumpul di ibu kota Tunis, membekali diri dengan teropong. Lokasi pengamatan utama di Tunis berubah menjadi wisata malam.

"Saya berharap gerhana ini akan membawa pada kebahagiaan dan perdamaian," kata seorang warga, Karima (46), dikutip dari AFP, Sabtu (28/7/2018).

Namun warga di sebagian negara tak begitu beruntung, seperti India dan tetangganya. Cuaca buruk berupa hujan lebat, badai, dan awan tebal, menyebabkan kondisi bulan tak terlihat sempurna. Padahal, kawasan itu merupakan spot terbaik untuk melihat gerhana bulan total.

(Pemandangan gerhana bulan dari Kastil Chambord, Prancis/Foto: AFP)

Hal serupa dialami warga yang berkumpul di tebing dan pantai di daerah Dorset, Inggris. Langit mendung menghalangi pandangan ke bulan.

"Ini mengecewakan. Saya mengambil beberapa foto tapi tidak ada apa pun kecuali seberkas merah muda di langit," kata pengunjung, Tish Adams (67).

Kondisi sama dialami warga yang berkumpul di sebuah bukit di utara London. Mereka akhirnya menghibur diri dengan menyanyikan lagu dari penyanyi Welsh, Bonnie Tyler, yang populer pada 1983-an berjudul 'Total Eclipse of the Heart'.

(Pemandangan gerhana bulan dari Mostar, Bosnia/Foto: AFP)

Sementara itu, warga di Rio de Janeiro, Brasil, lebih beruntung. Mereka masih bisa merekam bulan merah di langit yang jernih dengan kamera telepon.

"Saya pikir itu sangat cantik dan saya lebih menyukai planet Mars, yang dapat Anda lihat tepat di samping bulan," kata seorang warga, Talita Oliveira (34).

Pemandangan Mars tak kalah luar biasa dari proses gerhana bulan itu sendiri. Jaraknya hanya 57,7 juta kilometer dari Bumi di orbit elips saat planet itu mengelilingi matahari.

(Pemandangan gerhana bulan di Frankfurt, Jerman/Foto: AFP)

Sementara gerhana bulan total terjadi ketika Bumi berada di garis lurus dengan bulan dan matahari. Kondisi ini menutupi sinar matahari langsung yang biasanya membuat penampakan bulan menjadi putih kekuning-kuningan.

Ketika tiga benda langit itu berada di satu garis, atmosfer Bumi mencerai-beraikan cahaya biru dari matahari sambil membiaskan cahaya merah ke bulan. Kondisi ini yang memicu munculnya rona kemerahan pada bulan.

Inilah yang memberi fenomena nama blood moon, meskipun seorang pengamat dari Observatorium Armagh di Irlandia Utara, Mark Bailey, mengatakan warnanya bisa sangat bervariasi. Hal itu bergantung pada bagaimana kondisi awan dan atmosfer Bumi yang memungkinkan sinar matahari mencapai bulan.

"Selama gerhana yang sangat gelap, bulan mungkin hampir tidak terlihat," ujarnya.

Durasi terpanjang gerhana kali ini terjadi karena bulan melewati jalur di bagian tengah-dekat penumbra Bumi atau sisi paling gelap dan paling tengah dari bayangan.

"Bagi mereka yang hidup di zaman ini, ini adalah peristiwa yang unik," kata Sven Melchert, ketua komunitas penggemar astronomi di Heppenheim, Jerman.

Selain itu, bulan juga berada di titik terjauh di orbitnya dari Bumi. Ini yang membuat gerakannya dalam melintasi bumi terlihat lebih lambat, sehingga waktu penampakan gelapnya juga lebih lama.

Sementara itu, NASA memastikan bahwa penampakan Mars lebih besar dari bulan tidak benar.

"Jika itu benar, kita berada dalam masalah besar mengingat tarikan gravitasi di Bumi, Mars, dan satelit kita," bunyi pernyataan NASA.

Mars hanya tampil sebagai bintang yang sangat terang.

"Di tengah gerhana bulan itu terlihat seolah-olah sebuah planet merah telah berada dekat Bumi - mereka sama-sama menakutkan, tapi indah," kata Robert Massey dari Komunitas Astronomi Inggris, di London.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut