India Cetak Rekor Lagi, 332.000 Orang Positif Covid dalam Sehari

BENGALURU, iNews.id - India kembali mencatat rekor lonjakan harian kasus infeksi Covid-19, Jumat (23/4/2021). Sebanyak 332.730 orang terinfeksi virus corona dalam 24 jam terakhir, sebagaimana data kementerian kesehatan.

Bukan hanya rekor penambahan harian di India, tapi juga di dunia. Rekor sebenarnya sudah dicapai pada Kamis (22/4/2021) setelah India melaporkan penambahan harian 314.835 penderita baru. Angka tersebut melampaui rekor tertinggi di dunia sebelumnya yang pecah di Amerika Serikat pada Januari 2021 yakni 297.430 orang.

Baca Juga

Turki Bantu Bebaskan 200 Warga Sipil yang Terjebak di Terowongan Gaza

Ini merupakan rekor lonjakan kasus infeksi untuk 2 hari berturut-turut menambah beban pada layanan kesehatan yang sudah sangat kewalahan.

Dengan penambahan 332.730 kasus infeksi baru, maka total kasus di India telah melampaui 16 juta penderita. 

Baca Juga

Parahnya Wabah Covid di India, Media Sosial Dipenuhi Jeritan Minta Tolong

Kasus kematian juga bertambah 2.263 orang dalam 24 jam terakhir menjadi 186.920 orang.

Lonjakan kasus virus corona memukul layakan kesehatan India. Rumah sakit sudah dalam kapasitas penuh dan persediaan oksigen sangat terbatas, mengancam nyawa pasien di ICU atau yang membutuhkan ventilator.

Baca Juga

PM Modi Sebut India Hadapi Badai Covid, Rumah Sakit Hampir Kehabisan Oksigen

Media sosial, seperti Twitter, Instagram, dan Facebook, penuh dengan posting-an kepanikan. Di Instagram Bharath Pottekkat, seorang netizen menulis pesan, "Mumbai, tolong bantu saya! Paru-paru rusak karena infeksi pneumonia. Butuh tempat tidur ICU."

Netizen lain menungkap, "Plasma sangat dibutuhkan untuk perawatan pasien Covid di Rumah Sakit Max, Delhi."

Pesan-pesan pemintaan tolong juga membanjiri aplikasi pesan singkat WhatsApp dan Telegram. Banyak pesan dari anggota keluarga dan teman yang putus asa meminta bantuan, mulai dari tempat tidur rumah sakit, obat, CT scan, dan tes Covid-19. Bahkan ada yang meminta bantuan makanan bagi orangtua yang tinggal di karantina.

Editor: Anton Suhartono