Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kapal Pengungsi Rohingya Terbalik di Perairan Malaysia-Thailand, Ratusan Orang Hilang
Advertisement . Scroll to see content

Indonesia, Malaysia, dan Singapura Kompak Desak Militer Bebaskan Tahanan Politik Myanmar

Selasa, 02 Maret 2021 - 20:57:00 WIB
Indonesia, Malaysia, dan Singapura Kompak Desak Militer Bebaskan Tahanan Politik Myanmar
Demonstran penolak kudeta menuntut pembebasan pemimpin terpilih Myanmar, Aung San Suu Kyi. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Indonesia, Singapura, dan Malaysia satu suara dalam menyikapi situasi politik di Myanmar. Ketiga negara mendesak junta militer membebaskan para tahanan politik dan mendorong dialog untuk penyelesaian krisis dalam negeri Myanmar.

“Indonesia mendesak semua pihak terkait untuk memulai dialog dan komunikasi. Kondisi kondusif bagi komunikasi dan dialog harus segera diciptakan, termasuk dengan melepaskan tahanan politik,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pertemuan khusus para menteri luar negeri ASEAN guna membahas krisis politik Myanmar, Selasa (2/3/2021).

Indonesia juga menyerukan penghentian kekerasan di Myanmar, yang terjadi di tengah unjuk rasa massal menentang kudeta militer terhadap pemerintah sipil sejak 1 Februari 2021. Bagi Indonesia, kata Retno, keselamatan dan kesejahteraan masyarakat Myanmar adalah prioritas nomor satu. 

“Karena itu, Indonesia mendesak pasukan keamanan Myanmar untuk menahan diri dan tidak menggunakan kekuatan dan kekerasan,” ujar Retno.

Dalam pertemuan yang juga dihadiri menteri yang ditunjuk militer Myanmar, Wunna Maung Lwin, Retno menyampaikan keprihatinan Indonesia atas meningkatnya kekerasan di Myanmar yang telah memakan korban, terutama warga sipil yang kehilangan nyawa dan luka-luka. 

Dia juga menyoroti masih terjadinya penangkapan terhadap warga sipil, di tengah perkembangan situasi yang dapat mengancam keberlangsungan transisi demokrasi Myanmar.

“Jika tidak segera diselesaikan dengan baik, maka (situasi ini) akan mengancam perdamaian dan keamanan di kawasan,” tutur Retno.

Senada, Malaysia juga menyerukan pembebasan segera dan tanpa syarat para pemimpin politik yang ditahan di Myanmar, termasuk Daw Aung San Suu Kyi, U Win Myint, dan rekan-rekan mereka. Pemerintah negeri jiran pun mendorong dialog antara pihak-pihak terkait.

“Kami tetap yakin bahwa resolusi terhadap kebuntuan politik di Myanmar adalah proses yang dipimpin dalam negeri,” kata Menteri Luar Negeri Malaysia, Dato’ Seri Hishammuddin Tun Hussein. 

“Kami kuat dukungan untuk transisi demokrasi Myanmar, proses perdamaian dan pembangunan ekonomi inklusif tidak tergoyahkan. Namun, ini tidak bisa di mengorbankan kepentingan bersama semua orang di kawasan ASEAN,” ucapnya.

Dia mengatakan, tidak diragukan lagi bahwa Myanmar memiliki hak prerogatif atas politik dan masalah dalam negerinya. Namun, Malaysia berharap Myanmar juga memperhatikan kekhawatiran tersebut diangkat oleh negara anggota ASEAN secara konstruktif.

Menurut Hishammuddin, Malaysia akan mendukung setiap upaya untuk mendamaikan perbedaan di antara para pemimpin Myanmar demi menghindari dampak yang merugikan bagi rakyat dan negara bagian Myanmar.

Sementara Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, meminta militer Myanmar untuk membebaskan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi untuk memungkinkan negara itu bergerak maju. Dia beranggapan, penjatuhan sanksi terhadap Myanmar hanya akan merugikan rakyat daripada militer.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut