Ini 5 Fasilitas Militer Israel yang Hancur akibat Serangan Iran
TEL AVIV, iNews.id – Serangan pembalasan Iran terhadap Israel selama perang 12 hari pada Juni lalu ternyata menimbulkan kerusakan serius terhadap lima fasilitas militer utama Israel. Meski pemerintah Israel menerapkan sensor ketat terhadap media dan publik, laporan independen dari luar negeri berhasil mengungkap kerusakan besar yang sebelumnya ditutupi oleh Israel.
Berdasarkan laporan surat kabar Inggris The Telegraph, mengutip data radar satelit dari ilmuwan di Universitas Negeri Oregon, Amerika Serikat, lima fasilitas militer Israel di bagian utara, selatan, dan tengah negeri itu mengalami kehancuran akibat hantaman rudal Iran.
Serangan tersebut menggunakan setidaknya enam rudal presisi tinggi yang berhasil menembus sistem pertahanan udara Israel.
Pangkalan udara strategis ini merupakan salah satu pusat komando udara utama Israel. Serangan rudal dilaporkan menghantam beberapa bangunan vital di pangkalan tersebut, termasuk hanggar dan pusat komunikasi. Kerusakan ini diperkirakan menghambat operasi tempur udara Israel selama beberapa hari.
Fasilitas logistik yang berperan penting dalam penyimpanan dan distribusi amunisi serta peralatan tempur dilaporkan hancur total akibat serangan langsung. Dampaknya, distribusi logistik ke front pertempuran sempat terganggu dalam beberapa hari pertama konflik.
Salah satu pusat komando intelijen yang diduga terkait dengan Mossad dan unit siber militer Israel diserang rudal Iran. Serangan ini menargetkan pusat data dan jaringan komunikasi, menyebabkan kebocoran informasi strategis dan kerusakan sistem pengawasan regional Israel.
Radar satelit mendeteksi kerusakan serius di fasilitas militer yang tidak disebutkan dalam peta resmi, namun diperkirakan merupakan pos militer rahasia di selatan Israel. Lokasi ini diduga menyimpan sistem pertahanan rudal canggih dan persenjataan jarak jauh.
Serangan juga menghantam fasilitas taktis di wilayah tengah Israel, yang dilaporkan digunakan sebagai pusat kendali serangan drone. Kerusakan yang terjadi menyebabkan gangguan signifikan pada operasi pengintaian dan serangan udara Israel.
Pemerintah Israel menolak mengonfirmasi kerusakan fasilitas-fasilitas tersebut dan tidak memberikan komentar atas hasil analisis The Telegraph. Bahkan, pelarangan pengambilan gambar atau video diberlakukan di area-area terdampak.
Namun data dari Kementerian Kesehatan Israel menunjukkan dampak serangan Iran cukup besar: 28 orang tewas dan lebih dari 3.200 lainnya luka-luka, dengan sebagian besar korban disebut sebagai warga sipil. Serangan juga menghancurkan 240 bangunan dan membuat lebih dari 13.000 orang kehilangan tempat tinggal.
Konflik bermula pada 13 Juni, ketika Israel melancarkan serangan besar-besaran ke Iran dengan sasaran fasilitas militer dan nuklir seperti Natanz dan Isfahan. Serangan ini menewaskan lebih dari 900 orang menurut Human Rights Activists in Iran (HRANA), sebagian besar merupakan warga sipil.
Iran membalas dengan meluncurkan sekitar 550 rudal balistik dan 1.000 drone tempur ke Israel, sebuah serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam skala sebesar ini di kawasan. Meskipun sebagian besar proyektil berhasil dicegat, 36 rudal balistik berhasil menembus pertahanan dan menghantam target-target penting, termasuk pembangkit listrik dan kilang minyak Haifa.
Editor: Anton Suhartono