Ini Alasan Kim Jong Un Tak Berikan Pidato Tahun Baru Seperti Biasanya
SEOUL, iNews.id - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un melewatkan pidato Tahun Baru yang biasanya disiapkan secara khusus, Rabu (1/1/2020). Para analis menduga langkah itu untuk menghindari mengakui kesalahan dalam dua tahun terakhir terkait diplomasi dengan Amerika Serikat (AS) secara implisit.
Kim selalu memberikan pidato tahunan sejak 2013, setelah dia menghidupkan kembali tradisi yang dimulai oleh kakeknya -pemimpin pendiri Korea Utara Kim Il Sung.
Pidato tahun baru ini menjadi momen penting dalam kalender politik Korut, biasanya untuk meninjau masa lalu dan menetapkan tujuan masa depan, dan dicetak secara penuh di koran Rodong Sinmun.
Dulu awalnya, Kim mengenakan seragam resmi dan berdiri di sebuah podium untuk berbicara pidato, namun gayanya berubah dan berkembang seiring berjalannya waktu. Tahun lalu Kim duduk di kantornya dengan setelan dan dasi ala Barat.
Namun tahun ini tidak ada siaran pagi tanggal 1 Januari -seperti yang sudah menjadi tradisi- atau bahkan pada siang hari.
Sebaliknya, televisi pemerintah menunjukkan pembacaan acara Kim pada pertemuan partai selama empat hari, yang tampak seperti rekaman pemimpin yang berbicara kepada para pejabat tinggi. Dalam acara itu, Kim mengatakan Korut tidak lagi menganggap dirinya terikat oleh moratorium uji coba rudal balistik nuklir dan antarbenua, dan mengancam menunjukkan senjata canggih terbaru.
Ini merupakan 'terobosan' baru setelah proses diplomasi selama dua tahun terakhir yang kini berujung mandek. Hingga kini Korea Utara belum mendapatkan bantuan atau mengambil langkah-langkah yang memadai menuju denuklirisasi untuk memuaskan AS.
Park Won-gon, seorang profesor studi internasional di Universitas Handong di Korea Selatan, mengatakan perubahan tradisi pidato ini mungkin untuk menghindari "membebani" Kim.
"Ada perbedaan besar antara memberikan pidato Tahun Baru dengan suara Anda sendiri dan mengumumkan apa yang sudah diputuskan pada pertemuan pleno," katanya, seperti dilaporkan AFP.
"Ketika Anda memberikan pidato, ini berarti Anda memberikan pesan langsung kepada warga Korea Utara kepada dunia luar. Ini mungkin mengharuskannya (Kim) untuk mengakui bahwa pendekatan masa lalunya cacat."
Langkah ini mungkin juga dimaksudkan untuk melunakkan pesan itu, menurut Leif-Eric Easley, seorang profesor di Universitas Ewha Womans di Seoul.
"Dengan memberikan komentar dalam sebuah pertemuan partai, Kim bisa menyerang dengan nada tegas tanpa terlihat sebagai seorang yang berperang seandainya dia membuat ancaman nuklir dalam pidato yang berdiri sendiri."
Editor: Nathania Riris Michico