Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Amerika Tetap Kirim Delegasi ke KTT G20 Afrika Selatan, tapi...
Advertisement . Scroll to see content

Ini Alasan Rusia Keluar dari Kesepakatan Senjata Nuklir INF dengan Amerika

Selasa, 05 Agustus 2025 - 17:13:00 WIB
Ini Alasan Rusia Keluar dari Kesepakatan Senjata Nuklir INF dengan Amerika
Rusia menegaskan tidak merasa terikat lagi oleh perjanjian pengendalian senjata nuklir menengah INF dengan AS (Foto: AP)
Advertisement . Scroll to see content

MOSKOW, iNews.id - Pemerintah Rusia menegaskan tidak merasa terikat lagi oleh perjanjian pengendalian senjata nuklir menengah Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) yang disepakati bersama Amerika Serikat (AS) sejak 1987.

Keputusan ini diumumkan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia, Senin (4/8/2025), dengan dalih bahwa kondisi keamanan global telah berubah drastis dan tak lagi memungkinkan Rusia bertahan pada komitmen lama.

“Tidak ada lagi syarat yang cukup untuk mempertahankan moratorium sepihak atas pengerahan senjata sejenis,” tulis pernyataan Kemlu Rusia yang dikutip dari RT.

AS sebenarnya keluar lebih dulu dari kesepakatan ini secara sepihak, yakni pada 2019 di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump. Namun Rusia bertahan pada kesepakatan dengan alasan demi keamanan global. 

Langkah AS Dinilai Provokatif

Menurut Rusia, keputusan ini diambil sebagai respons terhadap tindakan agresif negara-negara Barat, terutama AS. Salah satu alasan utama adalah pengerahan sistem peluncur rudal Typhon oleh militer AS ke Filipina dan penggunaannya dalam latihan militer Talisman Sabre di Australia.

Sistem Typhon mampu menembakkan rudal jelajah Tomahawk dengan jangkauan hingga 1.800 km, serta rudal SM-6 yang bisa menjangkau 500 km. Kedua jenis rudal ini masuk dalam kategori yang dilarang oleh kesepakatan INF, yang mencakup rudal berbasis darat dengan jangkauan 500 hingga 5.500 km.

Selain itu, Rusia juga mengkritisi uji coba Rudal Serang Presisi (PrSM) oleh militer Australia pada Juli lalu, yang memperkuat kapasitas serangan jarak menengah di kawasan Asia-Pasifik. Menurut Rusia, akumulasi tindakan ini menciptakan ancaman langsung terhadap keamanan nasional mereka.

Perjanjian INF awalnya ditandatangani pada 1987 oleh Presiden AS Ronald Reagan dan pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev, dengan tujuan menghapus seluruh rudal darat jarak menengah kedua negara.

Namun, kesepakatan itu batal pada 2019 setelah pemerintahan Presiden Donald Trump secara sepihak menarik diri, dengan tuduhan Rusia melanggar kesepakatan. Rusia membantah keras tuduhan itu, dan bahkan menuding balik AS telah lama mengembangkan rudal yang dilarang INF.

Sejak saat itu, Rusia mempertahankan moratorium sepihak sebagai bentuk tanggung jawab strategis. Namun, kini Rusia menyatakan moratorium tersebut tak lagi relevan.

“Keputusan mengenai parameter spesifik dari respons Rusia akan dibuat oleh pimpinan tertinggi negara, berdasarkan analisis atas pengerahan rudal AS dan sekutunya serta situasi strategis secara keseluruhan,” jelas Kemlu Rusia.

Rusia Siap Kembangkan Rudal Baru

Presiden Vladimir Putin sendiri telah memberikan sinyal sejak November 2025 bahwa Rusia tengah mengembangkan kembali rudal jarak menengah dan pendek, sebagai bentuk penyeimbang atas ancaman militer AS. Kremlin bahkan menyatakan tidak menutup kemungkinan pengerahan senjata tersebut di kawasan Asia-Pasifik, jika tekanan dari Washington dan sekutunya terus meningkat.

Putin juga memperingatkan bahwa kehancuran perjanjian INF dan kerangka kerja pengendalian senjata nuklir lainnya dapat mengikis keamanan global secara signifikan.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut