Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kloset Berlapis Emas Masih Berfungsi Dilelang, Ditaksir Laku Rp167 Miliar
Advertisement . Scroll to see content

Ini Gejala yang Dialami Orang Tertular Covid Varian Baru Inggris

Kamis, 28 Januari 2021 - 17:00:00 WIB
Ini Gejala yang Dialami Orang Tertular Covid Varian Baru Inggris
Ilustrasi varian baru Covid-19. (Foto: iNews.id)
Advertisement . Scroll to see content

LONDON, iNews.id – Sebuah hasil survei terbaru menunjukkan, orang-orang yang positif terinfeksi varian baru Covid-19 asal Inggris lebih cenderung mengalami gejala seperti batuk, sakit tenggorokan, atau kelelahan. Namun, mereka umumnya tidak kehilangan kemampuan perasa atau penciuman seperti halnya gejala Covid sejak awal ditemukan.

“Hilangnya rasa dan hilangnya bau secara signifikan lebih jarang terjadi pada kasus Covid varian baru, berbeda dibandingkan dengan hasil tes PCR ‘triple positif’,” ungkap Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS) dalam hasil survei analisis karakteristik orang di Inggris dengan Covid-19, dikutip dari Reuters, Kamis (28/1/2021).

Hasil tes PCR ‘triple positif’ yang dimaksud adalah hasil tes yang menunjukkan bahwa seseorang mengidap Covid-19 tetapi bukan virus varian baru asal Inggris. Survei tersebut dilakukan pada periode antara 15 November 2020 hingga 16 Januari 2021.

ONS melaporkan, gejala yang sangat umum dan lebih banyak dikeluhkan oleh mereka yang terinfeksi virus corona varian baru tersebut adalah batuk, sakit tenggorokan, kelelahan, mialgia (nyeri otot) dan demam.

“Namun tidak ada bukti perbedaan gejala gastrointestinal (gangguan saluran pencernaan), sesak napas, atau sakit kepala dalam kasus ini (dengan Covid-19 lainnya),” ungkap ONS.

Survei infeksi yang dilaksanakan ONS adalah salah satu ukuran prevalensi Covid-19 yang paling diawasi, dan telah digunakan untuk memperkirakan perkembangan infeksi virus corona di tengah masyarakat Inggris.

Covid-19 varian baru yang diidentifikasi di tenggara Inggris pada Desember 2020, dianggap lebih mudah menular. Galur  baru itu juga dapat dikaitkan dengan tingkat kematian pasien yang lebih tinggi di Inggris, meskipun data yang menunjukkan peningkatan angka kematian itu belum cukup kuat.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut