Ini Kehebatan Pesawat Intai P-8 Poseidon AS yang Bantu Cari Kapal Selam KRI Nanggala
JAKARTA, iNews.id - Indonesia mendapat tambahan baru dalam mencari kapal selam KRI Nanggala yang hilang kontak di perairan Bali. Amerika Serikat (AS) mengirim pesawat pengintai Angkatan Laut (AL) P-8 Poseidon, di samping tiga Hercules C-17 Angkatan Udara yang membawa alat pencarian bawah laut yang baru berangkat pada Jumat waktu AS.
Pesawat P-8 Poseidon sudah tiba lebih dulu di Bandara Ngurah Rai, Bali, pada Sabtu (24/4/2021) dan langsung memulai pencarian setelah izin keluar.
Apa kehebatan pesawat ini? Dikutip dari situs Millitary, P-8 Poseidon merupakan pesawat Boeing 737 yang sudah dimodifikasi untuk kepentingan militer.
Pesawat ini menggantikan P-3 Orion yang sudah tua, armada anti anti-kapal selam yang sudah lama mengabdi untuk AL AS.
P-8 Poseidon dilengkapi dua mesin turbo fan CFM56 yang mampu mendorong burung besi itu hingga kecepatan 490 knot. Sementara itu daya jelajahnya mencapai 1.200 mil laut.
Daya tampungnya sembilan kru, yakni empat pilot serta lima kru yang berada di depan monitor pengamatan.
Dalam misi tempur, pesawat ini bisa dilengkapi dengan persenjataan pendukung perang laut, seperti torpedo, rudal jelajah, bom, serta ranjau propulsi. Untuk mendukung persenjataan, Poseidon dilengkapi lima ruang stasiun internal, empat pod di masing-masing sayap serta dua di garis tengah masing-masing sayap.
Sebagai pesawat intai P-8 dilengkapi dengan sistem sensor akustik multi-statis dan akustik pasif, radar apertur sintetik, sistem dukungan elektronik terbaru, sensor elektro-optik/inframerah terbaru, dan detektor magnetik digital anomali.
Di dalam pesawat terdapat tempat kerja dilengkapi monitor multi-fungsi universal serta akomodasi tambahan siap pakai.
Boeing mendapat kontrak mengembangkan P-8A pada 14 Juni 2004 yang kemudian memilih pesawat komersial 737-800 ERX sebagai basisnya. Meski demikian program P-8A sudah melalui tinjauan desain awal sejak November 2005.
Ditambah dengan sensor generasi selanjutnya, P-8A didesain untuk meningkatkan kemampuan anti-kapal selam dan anti-permukaan.
Editor: Anton Suhartono