Ini Keluhan Para Pilot AS ke Boeing Terkait Jatuhnya Lion Air JT 610
WASHINGTON, iNews.id - Dua asosiasi pilot Amerika Serikat (AS) menilai potensi kerusakan fitur pada pesawat Boeing 737 Max terkait jatuhnya Lion Air JT 610 di Indonesia, tidak dijabarkan dalam buku manual perusahaan Boeing atau tidak diberikan saat latihan.
Karena itu para pilot dua maskapai AS yang mengoperasikan Boeing 737 Max khawatir kejadian yang sama dengan Lion Air registrasi PK-LQP juga mereka alami.
Hasil penyelidikan Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyebut, ada perbedaan data pada air speed indicator milik pilot dan kopilot Lion Air PK-LQP.
Perusahaan Boeing dan Badan Penerbangan Federal (FAA) pada pekan lalu mengeluarkan arahan kepada maskapai soal potensi kerusakan alat pada 737 Max. Arahan itu berisi panduan apa yang harus dilakukan para pilot jika mengalami kondisi yang sama atau kehilangan kontrol seperti kasus Lion Air.
Asosiasi pilot AS menyatakan, tidak ada satu pun dokumen pada pesawat 737 Max yang memuat penjelasan soal potensi kegagalan sistem.
"Kami tidak suka, kami tidak diberitahu,” kata Jon Weaks, presiden Asosiasi Pilot Soutwest Airlines, dikutip dari Bloomberg, Selasa (13/11/2018).
"Perusahaan dan para pilot seharusnya diberitahu. Itu membuat kami bertanya-tanya, 'apakah itu sudah semuanya? Saya berharap tidak ada lagi kejutan di luar sana," katanya lagi.
Keprihatinan senada disampaikan Juru Bicara Asosiasi Pilot American Airlines Group, Dennis Tajer.
"Kami akan selalu bersemangat dan agresif untuk menggali pengetahuan tentang pesawat baru ini," kata Tajer.
Keluhan dari mereka sangat beralasan, pasalnya dua maskapai tersebut paling banyak memesan Boeing 737 Max. Southwest Airlines merupakan pemesan 737 Max terbanyak yakni 257 unit. Namun baru sebagian kecil yang sudah dioperasikan. Sedangkan American Airlines selaku maskapai penerbangan terbesar di dunia memesan 85 unit.
Sementara itu Boeing tetap yakin akan keselamatan jajaran armada 737 Max.
"Kami mengambil langkah-langkah sepenuhnya dalam memahami semua aspek dari insiden ini, bekerja sama dengan tim investigasi dan semua otoritas terkait. Keselamatan tetap menjadi prioritas utama kami dan menjadi nilai inti bagi semua orang yang terlibat dengan Boeing," bunyi pernyataan Boeing.
Beberapa rincian telah dirilis tentang penyebab awal kecelakaan Lion Air JT 610 pada 29 Oktober di perairan Karawang, Jawa Barat.
KNKT menilai ada kerusakan sensor yang menyebabkan sistem mendorong pesawat turun. Prosedur lama yang diberikan kepada pilot bisa menghentikan pesawat dari menukik. FAA meminta maskapai untuk menambahkan penjelasan panduan penerbangan.
Sementara itu, KNKT masih mencari voice cockpit recorder (VCR) yang tenggelam di laut. Rencananya KNKT akan merilis laporan awal pada 28 dan 29 November atau sebulan setelah kecelakaan, sebagaimana diatur dalam perjanjian internasional.
FAA, selaku pihak yang mengeluarkan sertifikat pesawat, tidak dapat berkomentar mengenai kecelakaan ini selama penyelidikan masih dilakukan KNKT.
Editor: Anton Suhartono