Ini Penyebab Gunung Hayli Gubbi Ethiopia Meletus Setelah Tidur 12.000 Tahun
ADDIS ABABA, iNews.id - Gunung Hayli Gubbi di Ethiopia akhirnya kembali bangun setelah tidur selama 12.000 tahun. Letusan dahsyat yang terjadi pada Minggu (23/11/2025) mengejutkan para ahli vulkanologi karena gunung ini belum pernah meletus sepanjang sejarah peradanan manusia.
Kini, setelah aktivitasnya mulai mereda, muncul pertanyaan besar, apa yang menyebabkan gunung purba ini kembali meletus?
Terletak di Zona Retakan Aktif
Atalay Ayele, ahli geologi dari Universitas Addis Ababa, menjelaskan penyebab utama kebangkitan Hayli Gubbi adalah lokasi Ethiopia yang berada di Sistem Retakan Afar, salah satu zona tektonik paling aktif di dunia.
Wilayah ini adalah tempat pertemuan tiga lempeng besar, yakni Lempeng Afrika, Lempeng Arab, dan Lempeng Somalia.
Ketiganya terus bergerak menjauh, menciptakan rekahan besar yang memudahkan magma naik ke permukaan.
“Ini adalah letusan Hayli Gubbi pertama yang tercatat dalam 10.000 tahun terakhir. Ethiopia berada di sepanjang sistem retakan aktif yang sering mengalami aktivitas vulkanis dan gempa bumi,” kata Ayele, seperti dikutip dari Associated Press, Rabu (26/11/2025).
Pergerakan lempeng yang terus menarik kulit bumi ke arah berlawanan membuat tekanan di dapur magma meningkat selama ribuan tahun. Pada titik tertentu, tekanan itu mencapai batasnya dan memicu letusan.
Siklus Panjang Gunung Berapi Purba
Gunung Hayli Gubbi memiliki karakteristik berbeda dengan gunung-gunung aktif lain yang sering meletus setiap beberapa tahun atau dekade. Gunung dengan ketinggian 500 mdpl ini termasuk dalam kategori gunung berapi dengan siklus letusan sangat panjang, yang bisa mencapai ribuan tahun.
Ayele memperkirakan, meski aktivitas kini menurun, letusan tambahan masih mungkin terjadi dalam waktu singkat sebelum gunung ini kembali memasuki fase dorman panjang berikutnya.
Dampak Luas: Desa Tertutup Abu hingga Gangguan Penerbangan
Letusan yang terjadi setelah 12.000 tahun ini membawa dampak besar bagi wilayah Afar dan bahkan negara-negara jauh di seberang Laut Merah.
Dinas kesehatan setempat telah mengirim tim medis keliling ke daerah-daerah terdampak seperti Fia dan Nemma-Gubi. Sementara itu, peternakan, penerbangan, dan aktivitas warga masih lumpuh akibat abu ekstrem.
Abu Mulai Menghilang, Gunung Kembali Tenang
Departemen meteorologi Ethiopia menyebutkan abu vulkanik diperkirakan hilang pada Selasa (25/11/2025) malam, seiring berkurangnya tekanan dan aktivitas di puncak gunung.
Walau letusan telah mereda, para ahli menegaskan bahwa wilayah Afar tetap harus waspada. Aktivitas vulkanik bisa kembali muncul kapan saja selama sistem retakan bawah tanah terus bergerak.
Editor: Anton Suhartono