Ini Profil 5 Kandidat Capres Penantang Erdogan di Pemilu Turki
ANKARA, iNews.id - Turki akan menggelar pemilihan presiden dan parlemen pada Minggu (24/6). Jadwal pemilu ini dipercepat oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan, yang sedianya baru digelar pada Agustus.
Keputusan menggelar pemilu dini ini diambil Erdogan untuk menandai transisi sistem politik Turki dari parlementer menuju presidensial. Saat ini enam kandidat sedang dalam proses pencalonan untuk kepresidenan Turki, termasuk Erdogan, sebagai petahana.
Dalam persaingan ketat, Erdogan mampu memenangkan pemilu di putaran pertama, namun oposisi bisa menggoyang posisinya di putaran kedua pada 8 Juli.
Berikut profil singkat dari enam kandidat presiden di Pemilu Turki:
1. Recep Tayyip Erdogan
Petahana berumur 64 tahun ini berasal dari Partai Keadilan dan Pembangunan. Dia memiliki slogan 'Seorang Turki hebat menginginkan pemimpin yang kuat.
Salah satu orang berkuasa di Turki ini menjadi presiden pertama yang terpilih langsung di negara itu pada Agustus 2014, setelah menjabat sebagai perdana menteri sejak 2003.
Erdogan pernah menjabat sebagai wali kota Istanbul dari 1994. Namun masa jabatannya sebagai wali kota dipangkas saat dia dihukum karena membaca puisi yang dianggap Islamis dan dipenjara selama empat bulan pada 1999.
Perubahan undang-undang mengizinkannya untuk menjadi perdana menteri pada 2003 setelah AKP memecahkan cetakan politik Turki yang didominasi sekuler.
Sejak itu Erdogan mengubah Turki dengan mengizinkan agama memainkan peran yang lebih besar dalam kehidupan publik, memelopori proyek infrastruktur besar, dan mendorong sikap yang lebih tegas di panggung internasional.
2. Muharrem Ince
Ince (54) berasal dari Partai Rakyat Republik (CHP) dan memiliki slogan 'presiden untuk kita semua. Dengan keterampilan retorisnya, Ince dengan cepat muncul sebagai penantang utama Erdogan.
Dia menjabat sebagai seorang pembuat hukum untuk kota kelahirannya di Turki barat laut, Yalova, selama 16 tahun. Mantan guru fisika itu dua kali gagal melawan pemimpin CHP Kemal Kilicdaroglu, namun akhirnya bos CHP mendukung pencalonannya.
Ince, yang populer di kalangan anggota CHP, memberi energi pada basis partai saat dia menyeberangi negara. Dia merupakan penulis dari empat buku, termasuk buku puisi.
3. Meral Aksener
Satu-satunya perempuan dalam daftar capres Turki ini berusia 61 tahun dan berasal dari Good Party (IP). Aksener memiliki slogan 'Calon rakyat.
Aksener menjabat sebagai menteri dalam negeri sejak 1996 hingga 1997 dan kemudian menjabat sebagai wakil ketua parlemen. Dia merupakan pembantu dekat perdana menteri perempuan pertama Turki, Tansu Ciller.
Aksener kemudian bergabung dengan Partai Gerakan Nasionalis sayap kanan (MHP) namun diberhentikan dari MHP pada 2016 setelah mencoba menggulingkan pemimpinnya, Devlet Bahceli, yang sejak itu membentuk aliansi dengan AKP.
Pada Oktober 2017, Aksener kemudian mendirikan Good Party dengan mantan anggota MHP. Partai itu mengguncang kancah nasionalis Turki meskipun profilnya dikalahkan oleh Ince.
4. Selahattin Demirtas
Demirtas (45) berasal dari Partai Rakyat Rakyat (HDP) dan memiliki slogan 'Warga negara, teman, sesama musafir'. Demirtas merupakan seorang Kurdi dan memiliki status yang tidak diinginkan sebagai kandidat presiden.
Dia merupakan orang pertama dan satu-satunya yang dipenjara dan mencalonkan diri sebagai presiden. Demirtas mengaku dipenjara secara tidak sah 20 bulan lalu.
Bukan karena melakukan tindak kriminal, melainkan karena Pemerintah Turki yang takut pada dirinya.
Mantan pengacara hak asasi manusia itu menjadi anggota parlemen dan mantan wakil ketua Partai Demokrasi Rakyat yang pro-Kurdi (HDP) dan menentang Erdogan pada pemilu 2014. Saat itu dia memenangkan hampir 10 persen suara.
Selama kampanye, dia dijuluki Kurdi Obama oleh media Barat, merujuk pada mantan presiden AS Barack Obama.
Namun dia dipenjara bersama dengan 11 anggota parlemen HDP lainnya pada November 2016 diduga terkait dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang. Partai itu masuk daftar hitam sebagai organisasi teroris oleh Ankara dan sekutu Baratnya. Namun dia membantah tuduhan itu.
5. Temel Karamollaoglu
Berasal dari Partai Felicity, pria berumur 77 tahun itu memiliki slogan 'Turki membutuhkan suara yang lugas dan tepat'. Karamollaoglu menempuh pendidikan di Universitas Manchester dan memimpin Partai Felicity (Saadet di Turki) sejak Oktober 2016.
Politisi veteran itu bekerja erat dengan mantan perdana menteri Islam dan pendiri Felicity, Necmettin Erbakan, yang mentor Erdogan.
Karamollaoglu merupakan anggota parlemen untuk Partai Islamist Welfare (Refah), di mana Erdogan juga menjadi salah satu anggotanya, hingga ditutup oleh pihak berwenang. Namun Erdogan dan kelompoknya kemudian pergi untuk membentuk AKP, meninggalkan Saadet sebagai rumpun gerakan Erbakan.
6. Dogu Perincek
Perincek berasal dari Partai Patriotik. Pria berusia 76 tahun itu memiliki slogan 'Solusinya: Perincek.
Perincek merupakan veteran politik Turki yang eksentrik. Partai Patriotik nasionalis sayap kiri-nya (Vatan), yang sebelumnya dikenal sebagai Partai Buruh, dibentuk pada 1992 sebelum perubahan nama pada 2015.
Dia dipenjara beberapa kali, termasuk setelah kudeta militer 1980 atas plot yang diduga ingin menggulingkan Pemerintah AKP. Puluhan tuduhan tersebut kemudian dijungkalkan.
Dia dianggap sebagai yang paling 'terpinggirkan' dari para kandidat.
Editor: Nathania Riris Michico