Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Sri Lanka Bikin Supercar Listrik, Siap Dipamerkan di Geneva Motor Show 2020
Advertisement . Scroll to see content

Inilah yang Terjadi apabila Ekonomi Sri Lanka Ambruk, Negara Kehabisan Stok Makanan

Selasa, 12 Juli 2022 - 20:03:00 WIB
Inilah yang Terjadi apabila Ekonomi Sri Lanka Ambruk, Negara Kehabisan Stok Makanan
Apabila ekonomi Sri Lanka ambruk. Puluhan ribu massa menggelar aksi demo besar-besaran di Kolombo, Sri lanka menuntut para pemimpin mundur. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Inilah yang terjadi apabila ekonomi Sri Lanka ambruk. Negara Sri Lanka saat ini tengah dilanda krisis terparah sepanjang sejarah sejak merdeka pada 1948.

Pada bulan lalu, Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesingh bahwa perekonomian negara itu telah ambruk total. 

Krisis yang melanda negara kepulauan tersebut sejak Februari lalu, dimana ditandai dengan habisnya devisa negara yang diikuti oleh inflasi tajam.

Kegagalan pemerintah dalam membawa Sri Lanka keluar dari krisis ekonomi ini kemudian memicu gelombang besar protes dari masyarakat. Puncaknya adalah pada Sabtu (9/7/2022), saat para demonstran menduduki rumah kediaman Presiden Gotabaya Rajapaksa hingga membakar rumah Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe.

Lantas, bagaimana situasi ini bisa terjadi? Simak ulasan iNews.id berikut ini.

Inilah yang Terjadi Apabila Ekonomi Sri Lanka Ambruk

Krisis yang dialami Sri Lanka ini disebabkan oleh adanya ketergantungan negara terhadap produk impor. Diketahui, negara ini masih melakukan impor khususnya kepada bahan-bahan pertanian seperti pupuk dan bahan bakar.

Ditambah lagi negara ini memiliki kewajiban membayarkan utang. Tahun ini saja, Kolombo memiliki hampir USD 7,3 miliar utang yang jatuh tempo kepada beberapa negara seperti China, Jepang, dan India.

Sektor pariwisata yang menjadi mesin penting untuk perekonomian negara di Asia Selatan tersebut telah tersendat sejak pandemi Covid-19 serta serangan teror pada 2019 lalu.

Dikutip dari Indiana Express, mata uang Sri Lanka juga telah jatuh hingga 80 persen. Hal ini membuat impor lebih mahal dan memperburuk inflasi yang sudah tidak terkendali. 

Bahkan berdasarkan data resmi, harga makanan pokok telah naik hingga 57 persen
Hasilnya, Sri Lanka menjadi negara yang menuju kebangkrutan dan hampir tidak ada uang sama sekali untuk mengimpor BBM, susu, gas untuk memasak, bahkan tisu toilet.

Tak hanya itu, negara itu pun kehabisan stok makanan di pasar-pasar. Ibu kota melaporkan antrian panjang untuk membeli bahan bakar, hingga menimbulkan korban tewas.

Dampak Krisis terhadap Warga 

Sri Lanka, negara tropis yang biasanya tidak pernah kekurangan pangan kini warganya mulai kelaparan. 
Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan, sekitar 9 dari 10 keluarga di Sri Lanka melewatkan makan atau tidak makan sebagaimana mestinya. 

Sedangkan tiga juta warga menerima bantuan kemanusiaan darurat. Para dokter telah menggunakan media sosial untuk mendapatkan persediaan peralatan dan obat-obatan yang penting.
 
Saat ini juga semakin banyak orang Sri Lanka yang mencari paspor untuk pergi ke luar negeri guna mencari pekerjaan. 

Pekerja pemerintah juga telah diberikan hari libur ekstra selama tiga bulan guna memberi mereka waktu untuk menanam tanaman yang bisa menjadi makanan keluarga mereka.

Upaya yang Dilakukan Pemerintah

Pemerintah Sri Lanka dikabarkan tengah meminta bantuan dari Lembaga Moneter Internasional (IMF) serta negara-negara tetangga. Bantuan diharap bisa membantu negara ini melewati krisis dan membawa kembali berbagai barang dan kebutuhan pokok untuk masyarakat.

Sri Lanka juga telah meminta lebih banyak bantuan dari China. Pemerintah lain seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Australia telah memberikan dukungan beberapa ratus juta dolar untuk negara tersebut.

Sedangkan untuk mengatasi masalah bahan bakar, PM Wickremesingh mengatakan kepada The Associated Press bahwa Sri Lanka tengah mempertimbangkan untuk membeli minyak yang lebih murah dari Rusia.

Itulah informasi singkat tentang krisis ekonomi yang tengah dialami Sri Lanka. 

Editor: Komaruddin Bagja

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut