Intip Harga Kambing Kurban di Negara-Negara Muslim, Ternyata Indonesia Paling Murah
DUBAI, iNews.id - Umat Muslim di seluruh dunia merayakan Iduladha 1446 H. Ada yang merayakannya pada Jumat, ada pula sebagian negara merayakan pada Sabtu (7/6/2024), sesuai hasil pemantauan hilal masing-masing.
Sebagian besar negara Arab serta Afrika merayakan Iduladha pada Jumat, demikian pula Indonesia. Namun kebanyakan negara Asia Tenggara baru merayakan pada Sabtu.
Iduladha identik dengan penyembelihan hewan kurban karena syariat yang Allah SWT turunkan kepada mereka yang mampu. Sementara itu di Arab Saudi jemaah haji melakukan pelemparan jumrah.
Penyembelihan hewan kurban dilakukan selama Iduladha dan Hari Tasyrik, yakni 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.
Hewan kurban yang paling umum disembelih adalah kambing atau domba. Meski demikian ada pula sapi, kerbau, dan unta yang per ekornya bisa ditanggung oleh tujuh jiwa.
Data dari seluruh wilayah menunjukkan perbedaan yang tajam mengenai harga hewan kurban, sebagaimana dikutip dari Gulf News, Sabtu (7/6/2025).
Di Sudan dan Yaman, seekor domba kurban memiliki harga sekitar 200 hingga 220 dolar AS (sekitar Rp3,2 juta hingga Rp3,6 juta) per ekor. Harga tersebut termasuk yang paling terjangkau di negara Arab.
Namun di tempat-tempat seperti Palestina dan Aljazair, harga rata-rata kambing/domba melonjak di atas 800 dolar (Rp13 juta). Angka yang silut dijangkau keluarga yang mengalami kesulitan ekonomi.
Di Sudan, rumah bagi populasi 40 juta ekor lebih domba, menawarkan harga hewan kurban terendah, yakni rata-rata 220 dolar. Meski negara itu diwarnai konflik dan inflasi, ketersediaan ternak yang banyak menjaga harga tetap stabil.
Di sisi lain, warga Palestina di Tepi Barat tahun ini bergulat dengan harga domba yang rata-rata mencapai 850 dolar AS, naik 20 hingga 25 persen dibandingkan tahun lalu. Keruntuhan ekonomi akibat konflik, pengangguran tinggi, dan berkurangnya pasokan ternak membuat berkurban menjadi ibadah yang mahal.
Sementara itu di Libya, harga domba berkisar antara 530 hingga 640 dolar AS, didorong oleh populasi ternak yang menyusut dan lonjakan harga pakan. Lalu di Aljazair, meski pemerintah berupaya mengimpor 1 juta domba untuk meredakan pasar, harga rata-rata masih berkisar sekitar 755 dolar.
Jenis domba lokal sering kali dijual dengan harga lebih tinggi, beberapa di antaranya mencapai 1.200 dolar AS atau sekitar Rp20 juta.
Di negara-negara Teluk seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), dan Kuwait, harga rata-rata seekor domba berkisar antara 460 hingga 490 dolar. Negara-negara ini sangat bergantung pada impor, terutama selama musim haji, saat permintaan melonjak.
Di Qatar, harga ternak disubsidi pemerintah, sehingga membantu harga tetap stabil, yakni di kisaran 356 dolar.
Selanjutnya di Mesir, harga seekor domba sekitar 302 dolar, relatif stabil dibandingkan tahun-tahun sebelumnya berkat ketersediaan pakan ternak yang lebih baik serta nilai tukar.
Di sisi lain, Yordania mengalami kenaikan harga 15 sampai 25 persen dibandingkan tahun lalu dengan harga rata-rata menjadi 352 dolar. Sementara di Irak kambing/domba tahun ini dibanderol dengan harga 381 dolar.
Di negara Arab lainnya yang masih diwarna konflik, Suriah, harga domba relatif tidak pasti yakni rata-rata 235 dolar. Inflasi serta nilai tukar mata uang lokal yang melemah membuat hewan kurban lebih terjangkau jika dibeli pakai dolar.
Mauritania, meskipun menjadi eksportir ternak utama, juga mempertahankan harga domba yang moderat, dengan banderol rata-rata 278 dolar.
Sementara itu di Indonesia, harga hewan kurban bervariasi tergantung wilayah. Mengutip data beberapa lembaga kemanusiaan yang menyalurkan hewan kurban, seekor kambing dengan berat 20-25 kg dibanderol Rp1,5 hingga Rp2 juta (123 dolar). Sementara harga tertinggi dengan bobot 3 kg ke atas mencapai Rp3 juta lebih (184 dolar AS).
Editor: Anton Suhartono