Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Trump Umumkan Kazakhstan Akan Berdamai dengan Israel di Bawah Perjanjian Abraham
Advertisement . Scroll to see content

Iran Bisa Bikin Senjata Nuklir Sedikit Lagi

Kamis, 17 April 2025 - 10:40:00 WIB
Iran Bisa Bikin Senjata Nuklir Sedikit Lagi
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengungkap Iran hampir memiliki kemampuan untuk membuat senjata nuklir (Foto: AP)
Advertisement . Scroll to see content

JENEWA, iNews.id - Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengungkap Iran hampir memiliki kemampuan untuk membuat senjata nuklir. Iran keluar dari komitmennya dalam perjanjian nuklir Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), setelah Amerika Serikat menarik diri di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump pada 2018. 

Dirjen IAEA Rafael Grossi menegaskan, pihaknya harus menjadi bagian dari setiap negosiasi program nuklir Iran. Saat ini Iran dan AS sedang melakukan perundingan, pertemuan pertama digelar di Oman pada Sabtu pekan lalu dan akan berlanjut pada akhir pekan ini, kemungkinan di Roma, Italia.

"Meskipun Iran memiliki cukup bahan untuk memproduksi, tidak hanya satu tetapi beberapa bom, Iran belum memiliki senjata nuklir. Tapi harus diakui, senjata nuklir tersebut tidak lama lagi," kata Grossi, kepada surat kabar Prancis, Le Monde, dikutip Kamis (17/4/2025).

Dia menambahkan, dalam 4 tahun terakhir terjadi percepatan luar biasa dalam pengayaan uranium oleh Iran.

Oleh karena itu, lanjut Grossi, IAEA, selaku pengawas nuklir PBB, tidak boleh dikecualikan dari perundingan nuklir apa pun dengan Iran, termasuk yang saat ini sedang berlangsung. AS diwakili utusan khusus Trump Steve Witkoff, sementara Iran oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Abbas Araghchi.

"Setiap perjanjian mengenai Iran hanyalah selembar kertas (tanpa persetujuan IAEA)," kata Grossi, menegaskan perundingan itu akan sia-sia.

Dia menambahkan meski tidak menjadi bagian dari perundingan tersebut, IAEA tidak akan mengacuhkannya. IAEA mengetahui persis apa yang terjadi di dalam fasilitas nuklir Iran sehingga berhak menyampaikan pandangannya.

Menurut Grossi, IEAE tetap memberikan pandangannya melalui pertukaran informasi secara informal dengan kedua pihak.

"Mereka tahu betul kami harus menyampaikan pendapat tentang setiap kesepakatan potensial, karena kamilah yang akan memverifikasinya. Oleh karena itu, kami telah memulai pertukaran informal dengan mereka," ujarnya.

Selain itu IAEA juga akan berperan setelah perundingan Iran dengan AS mencapai hasil. Pihaknya akan diminta untuk memberikan pendapat tentang prosedur serta sejauh mana pemeriksaan dan pengawasan nuklir Iran akan dilaksanakan.

Menurut dia, dalam perundingan kali ini AS ingin membuat kesepakatan yang lebih sederhana dengan Iran, mengenyampingkan poin-poin yang terkandung dalam JCPOA. 

Dari situ dia memahami mengapa Eropa, termasuk pihak yang ikut meneken JCPOA pada 2015, dikecualikan dalam perundingan kali ini. Selain itu China dan Rusia juga dikecualikan meski ikut meneken JCPOA. AS sebelumnya menegaskan bahwa perundingan nuklir dengan Iran akan digelar secara langsung tanpa melibatkan pihak lain.

"Peristiwa internasional telah mengubah peran berbagai negara dan kemampuan mereka untuk memengaruhi proses yang sedang berlangsung terkait isu nuklir Iran. Tujuan utamanya adalah perdamaian, menghindari perang dan mencegah munculnya senjata nuklir di Iran," kata Grossi.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut