TEHERAN, iNews.id - Presiden Iran Hassan Rouhani menyerukan persatuan nasional dan menekankan perlunya perubahan kebijakan, pascajatuhnya pesawat Ukraina.
Demonstrasi terjadi selama empat hari berturut-turut di Teheran, setelah angkatan bersenjata mengakui menembak jatuh Boeing 737 akibat kekeliruan pekan lalu.
Ben Gvir Bagikan Manisan saat Parlemen Israel Setujui RUU Hukuman Mati untuk Tahanan Palestina
Tragedi itu merenggut semua nyawa 176 penumpang dan kru, sebagian besar warga Iran dan Kanada dan termasuk banyak siswa.
Rouhani juga mengatakan Iran menginginkan "keragaman", sambil mendesak otoritas (pemilihan umum) untuk menahan diri mendiskualifikasi calon yang akan dipilih dalam pemilu 21 Februari.
"Warga adalah tuan kita dan kita adalah pelayannya. Hamba itu harus melayani tuannya dengan rendah hati, tepat, dan jujur," kata Rouhani, setelah pertemuan kabinet.
"Orang-orang ingin memastikan bahwa pihak berwenang memperlakukan mereka dengan ketulusan, integritas dan kepercayaan," katanya dalam sambutan yang disiarkan langsung di televisi pemerintah, seperti dikutip AFP, Rabu (15/1/2020).
Rouhani juga mengatakan angkatan bersenjata harus meminta maaf dan sepenuhnya menjelaskan apa yang terjadi dalam kecelakaan itu, yang terjadi beberapa jam setelah mereka menembakkan gelombang rudal ke pasukan AS yang ditempatkan di Irak.
Gempuran rudal diluncurkan sebagai pembalasan atas serangan drone AS yang menewaskan jenderal top Iran, Qasem Soleimani, yang mengepalai unit operasi asing Garda Revolusi.
Setidaknya 59 pelayat terinjak-injak hingga tewas saat prosesi pemakaman Soleimani di kota kelahirannya di Kerman, di Iran tenggara, pada 7 Januari.
Iran juga dilanda banjir parah sejak Jumat lalu, yang sudah merenggut setidaknya tiga nyawa dan membuat ratusan desa terisolasi.
Mengacu pada serentetan bencana yang dia gambarkan "tidak terbayangkan" dan tidak dapat diterima, Rouhani mengatakan mereka harus mengarah pada keputusan besar tentang sistem politik Iran.
"Dan keputusan besar itu," katanya, "adalah rekonsiliasi nasional."
"Pemilihan (parlemen) ini harus menjadi langkah pertama," kata sang presiden.
Editor: Nathania Riris Michico
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku