Iran Kirim Memo ke AS soal Serangan Fasilitas Minyak Arab Saudi, Ini Isinya
TEHERAN, iNews.id - Iran dilaporkan mengirim memo diplomatik ke Amerika Serikat (AS) terkait serangan terhadap dua fasilitas minyak Aramco Arab Saudi pada Sabtu pekan lalu.
Kantor berita IRNA, Rabu (18/9/2019), melaporkan, isi surat itu adalah bantahan keterlibatan Iran dalam serangan serta peringatan kepada AS bahwa negara itu akan merespons setiap tindakan yang dikenakan kepadanya.
Memo dikirim secara resmi pada Senin (16/9/2019) melalui Kedutaan Besar Swiss di Teheran. Swiss menjadi perwakilan AS untuk Iran setelah hubungan diplomatik kedua negara putus.
"Menekankan bahwa Iran tidak memainkan peran apa pun dalam serangan ini," isi memo, seperti dilaporkan kembali AFP.
Disebutkan pula bahwa pemerintah membantah dan mengecam pernyataan Presiden Donald Trump dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo bahwa Iran berada di balik serangan yang menyebabkan berkurangnya pasokan minyak mentah dunia sebesar 5 persen itu.
"Memo juga menekankan bahwa jika ada tindakan yang diambil, makan Iran akan merespons secara langsung dengan ruang lingkup yang tidak akan terbatas hanya pada ancaman," kata IRNA.
Menurut IRNA, memo dikirim pada Senin sore setelah Trump mengatakan bahwa ada kemungkinan Iran berada di balik serangan.
Sementara itu Arab Saudi akan menunjukkan bukti keterlibatan Iran dalam serangan fasilitas minyak Aramco dalam jumpa pers pada Rabu malam waktu setempat. Sebelumnya Saudi menyebut bahwa senjata Iran ditemukan di lokasi serangan, meski tak menyebutkan siapa yang meluncurkannya.
Saudi juga mengundang para ahli internasional, termasuk PBB, untuk ikut menyelidiki serangan yang menyebabkan berkurangnya produksi minyak Saudi hingga lebih dari setengah itu.
Penyelidikan awal menunjukkan, senjata buatan Iran digunakan dalam serangan, namun ada dua spekulasi mengenai lokasi asal drone diluncurkan, yakni dari Yaman, sebagaimana diklaim pemberontak Houthi, serta dari wilayah Irak atau Iran, sebagaimana dilaporkan media Kuwait yang menyebut ada drone yang terbang di wilayah udaranya sebelum fajar atau beberapa saat sebelum ledakan di dua kilang Saudi.
Editor: Anton Suhartono