Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Amerika Bantah Akan Bangun Pangkalan Militer di Perbatasan Gaza
Advertisement . Scroll to see content

Iran Mungkin Tingkatkan Pengayaan Uranium Jadi 60 Persen, AS Sebut Ancaman

Selasa, 23 Februari 2021 - 06:31:00 WIB
Iran Mungkin Tingkatkan Pengayaan Uranium Jadi 60 Persen, AS Sebut Ancaman
Foto satelit aktivitas di fasilitas nuklir Iran (Foto: Twitter)
Advertisement . Scroll to see content

DUBAI, iNews.id - Iran kemungkinan akan meningkatkan pengayaan uranium menjadi 60 persen jika diperlukan, mengabaikan tekanan Amerika Serikat (AS) atas program nuklirnya.

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan, negaranya tak akan membatasi pengayaan kemurnian uranium hanya 20 persen sebagaimana dicapai sebelum penandatanganan kesepakatan nuklir rencana aksi bersama JCPOA tahun 2015.

Kesepakatan nuklir Iran 2015 yang diteken bersama enam negara, yakni AS, Inggris, Prancis, Jerman, China, dan Rusia, membatasi Iran untuk memurnikan fisil pada 3,67 persen. Namun sejak AS keluar dari kesepakatan itu pada Mei 2018, Iran kembali meningkatkannya. Butuh pengayaan uranium hingga 90 persen bagi Iran untuk bisa membuat senjata nuklir.

"Tingkat pengayaan uranium Iran tidak akan dibatasi hingga 20 persen. Kami akan meningkatkannya berapa pun yang dibutuhkan. Kami bisa meningkatkannya menjadi 60 persen," kata Khamemeni kepada stasiun televisi pemerintah, seperti dilaporkan kembali Reuters, Selasa (23/2/2021).

Dia juga menuduh AS dan Eropa berlaku tidak adil dalam kesepakatan seraya menegaskan Iran tak akan tunduk pada tekanan apa pun terkait program nuklirnya.

"Amerika dan Eropa menggunakan bahasa yang tidak adil terhadap Iran dalam kesepakatan ini. Iran tidak akan menyerah pada tekanan. Sikap kami tidak akan berubah," kata Khamenei.

Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengomentari pernyataan itu dengan menyebutnya sebagai ancaman. Dia menolak berkomentar lebih jauh karena pernyataan itu dianggapnya sebagai 'hipotesis'.

Dia menegaskan kembali sikap AS, membuka dialog dengan Iran untuk kembali ke kesepakatan nuklir.

Pemerintahan Biden pekan lalu menegaskan siap berdialog dengan Iran untuk kembali ke perjanjian yang ditinggalkan oleh pemerintahan Donald Trump.

Sementara itu Iran akan mempelajari usulan Uni Eropa untuk menghadiri pertemuan informal melibatkan negara-negara yang meneken kesepakatan nuklir plus AS.

Iran dan AS berselisih mengenai pihak mana yang harus mengambil langkah lebih dulu untuk kembali ke kesepakatan nuklir. AS ingin Iran memenuhi dulu kewajibannya dengan menurunkan tingkat pengayaan uranium sesuai kesepakatan JCPOA, dari 20 persen yang sudah dicapai saat ini. Sementara Iran ingin AS mencabut sanksi terlebih dulu.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut