Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Update Bencana Banjir Sumatra: Korban Tewas Tembus 1.016 Orang, 212 Hilang
Advertisement . Scroll to see content

Isak Tangis Korban Gempa Maroko, Ayah Kehilangan Anak yang Akan Masuk Sekolah

Selasa, 12 September 2023 - 05:15:00 WIB
Isak Tangis Korban Gempa Maroko, Ayah Kehilangan Anak yang Akan Masuk Sekolah
Tim penyelamat membawa salah satu jenazah korban gempa di Amizmiz, Maroko, Minggu (10/9/2023). (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

RABAT, iNews.id – Penduduk desa di pelosok Maroko menangisi kerabat yang hilang di bawah reruntuhan rumah mereka pada Senin (11/9/2023) waktu setempat. Pemandangan itu terlihat tatkala jumlah korban tewas akibat gempa sudah melebihi 2.800 jiwa.

Itu adalah gempa bumi paling mematikan di Negeri Magribi dalam lebih dari enam dekade. 

Sementara itu, tim penyelamat berpacu dengan waktu untuk menemukan korban yang selamat. Tim pencari dari Spanyol, Inggris dan Qatar bergabung dalam upaya penyelamatan warga Maroko yang masih hidup, setelah gempa berkekuatan magnitudo 6,8 mengguncang Pegunungan Atlas Tinggi, dengan pusat gempa 72 km sebelah barat daya Kota Marrakesh.

TV pemerintah melaporkan, jumlah korban tewas meningkat menjadi 2.862 jiwa dan 2.562 orang terluka. Sebelumnya, korban tewas dilaporkan sebanyak 2.681 jiwa dan lebih dari 2.500 orang lainnya luka-luka.

Tim penyelamat mengatakan, rumah-rumah yang terbuat dari bata lumpur tradisional dan banyak terdapat di wilayah tersebut, mengurangi kemungkinan mereka menemukan korban selamat. Sebab, rumah-rumah tersebut kini telah hancur.

Di antara korban tewas adalah Suleiman Aytnasr yang berusia 7 tahun. Sebelum gempa, ibunya sempat menggendong bocah itu ke kamar tidurnya setelah dia tertidur di ruang tamu rumah mereka. Keluarga itu tinggal di sebuah dusun di luar Talat N'Yaaqoub, salah satu daerah yang terkena dampak gempa paling parah. Tak lama lagi, Suleiman seharusnya masuk sekolah dan akan memulai tahun ajaran baru.

“Saat istriku kembali, gempa terjadi dan langit-langit hancur dan menimpa anakku,” kata ayah Suleiman, Brahim Aytnasr. 

Mata pria itu tampak merah karena tak berhenti menangis. Sepanjang Senin kemarin, dia menghabiskan hari dengan mencoba menyelamatkan barang-barang yang masih tersisaa dari puing-puing rumahnya.

Di Desa Tagadirte, hanya sedikit bangunan yang masih berdiri. Salah satu penduduk, Mohamed Ouchen (66) menceritakan bagaimana warga menarik 25 orang hidup-hidup dari reruntuhan tak lama setelah gempa terjadi.

Salah satu yang diselamatkan adalah saudara perempuannya sendiri. “Kami sibuk menyelamatkan, karena tidak punya alat, kami pakai tangan,” ujarnya. 

Rekaman di desa terpencil Imi N'Tala, yang difilmkan oleh salah satu anggota tim penyelamat Spanyol, Antonio Nogales, menunjukkan para petugas dan anjing mereka memanjat lereng curam yang tertutup puing-puing untuk mencari korban.

“Tingkat kehancurannya… mutlak. Tidak ada satu rumah pun yang tetap berdiri tegak,” kata Nogales, relawan dari kelompok bantuan Bomberos Unidos Sin Fronteras (Persatuan Pemadam Kebakaran Tanpa Batas) itu.

Meskipun skala kerusakannya besar, dia mengatakan tim penyelamat yang melakukan pencarian dengan anjing masih berharap menemukan korban selamat.

“Saya yakin dalam beberapa hari mendatang akan ada beberapa penyelamatan, kami pikir mungkin masih ada orang di dalam bangunan yang runtuh, mungkin masih ada ruang-ruang udara, dan seperti yang saya katakan, kami tidak pernah putus asa,” ujarnya.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut