Islamofobia Marak, Inggris Akan Gelontorkan Dana Rp2,3 Triliun untuk Lindungi Muslim
LONDON, iNews.id – Pemerintah Inggris pada Senin (11/3/2024) menjanjikan dana sebesar 117 juta pound (lebih dari Rp2,3 triliun) untuk melindungi komunitas Muslim di negara itu di tengah meningkatnya Islamofobia. Selain itu, pemerintah setempat juga menjanjikan lebih banyak tindakan untuk mengatasi ekstremisme.
Reuters melansir, pendanaan baru tesebut menurut rencana akan digunakan untuk melindungi masjid-masjid, sekolah agama Islam, dan berbagai pusat komunitas Muslim lainnya. Tell Mama, sebuah kelompok yang memantau insiden anti-Muslim, pada bulan lalu mengungkapkan ada peningkatan kasus Islamofobia sebesar 335 persen sejak meletus perang Israel dan Palestina di Gaza pada 7 Oktober lalu.
“Kebencian anti-Muslim sama sekali tidak memiliki tempat dalam masyarakat kita. Kami tidak akan membiarkan peristiwa di Timur Tengah digunakan sebagai alasan untuk membenarkan pelecehan terhadap Muslim Inggris,” kata Menteri Dalam Negeri Inggris, James Cleverly.
Akan tetapi, pengumuman dari mendagri Inggris tersebut justru muncul di tengah maraknya tuduhan mengenai Islamofobia di kalangan Partai Konservatif pimpinan Perdana Menteri Rishi Sunak. Bulan lalu, partai berkuasa di Inggris itu memecat seorang anggota parlemennya setelah yang bersangkutan menyebut Wali Kota London yang beragama Islam, Sadiq Khan, berada di bawah kendali kelompok Islamis.
Meskipun Sunak menyatakan komentar anggotanya itu tidak dapat diterima, muncul kritik bahwa sang perdana menteri dan jajaran pemerintahnannya tidak akan berani menyebut komentar tersebut adalah rasialis atau Islamofobia. Sebuah survei pada awal Februari menemukan bahwa 29 persen warga Inggris percaya bahwa Partai Konservatif memiliki masalah dengan Islamofobia.
“Perdana Menteri telah menjelaskan dengan jelas bahwa kami mendukung umat Islam di Inggris. Itulah sebabnya kami berkomitmen untuk pendanaan ini,” kata Cleverly.
Bulan lalu, Sunak memperingatkan bahwa demokrasi multietnik Inggris sengaja dirusak oleh kelompok Islamis dan ekstremis sayap kanan. Pemerintah di sana pun berencana untuk mengungkap definisi resmi baru tentang ekstremisme untuk memastikan kelompok yang mempromosikan pandangan yang tidak dapat diterima tidak menerima dana atau dukungan dari negara.
Menteri Komunitas Michael Gove, yang akan menjelaskan definisi baru tersebut, mengatakan beberapa demonstrasi pro-Palestina baru-baru ini di pusat kota London diorganisasi oleh organisasi ekstremis. “Itu tidak berarti bahwa orang-orang yang melakukan hal tersebut (ikut unjuk rasa) adalah ekstremis, justru sebaliknya,” kata Gove kepada Sunday Telegraph.
“Tetapi ini berarti Anda bisa mulai bertanya-tanya, apakah Anda benar-benar ingin memberikan kepercayaan kepada organisasi ini?” ujarnya.
Editor: Ahmad Islamy Jamil