Ismail Sabri Jadi PM, Mahathir malah Singgung Malaysia Negara Terburuk di Dunia Tangani Covid
KUALA LUMPUR, iNews.id - Tokoh oposisi Malaysia Mahathir Mohamad tampaknya enggan larut dalam kehebohan politik setelah terpilihnya Ismail Sabri Yaakob sebagai perdana menteri yang baru. Berbeda dengan pemimpin oposisi Anwar Ibrahim yang menerima keputusan Raja Malaysia, Mahathir justru mengunggah pesan mengenai buruknya penanganan wabah Covid-19 di negaranya.
Dalam cuitan di akun Twitter @chedetofficial, Mahathir mengutip laporan majalah The Economist bahwa Malaysia negara terburuk di dunia dalam penanganan wabah Covid-19.
"Majalah Economist melaporkan bahwa Malaysia negara terburuk di dunia terkait dengan penanganan wabah Covid-19. Malaysia disebut negara 'worst performer' dibandingkan negara lain di dunia," demikian cuitan pria 96 tahun itu, Jumat (20/8/2021).
Dia lalu mengungkit soal penambahan kasus infeksi harian Covid-19 di Malaysia pada Jumat yang mencapai rekor tertinggi selama pandemi, yakni menembus 23.000 orang. Selain itu ada penambahan kasus kematian akibat virus corona di hari yang sama 233 orang, belum termasuk mereka yang bunuh diri karena stres.
"Tekanan jiwa yang ditanggung semua rakyat amat berat. Banyak yang kehilangan sanak keluarga, anak-anak kehilangan ibu-bapak yang dengan tiba-tiba menjadi yatim piatu, kehilangan kepala rumah tangga, kehilangan teman dan keluarga. Penderitaan mereka sangat berat sehingga ada yang bunuh diri," tuturnya.
Mahathir memang jarang memberikan komentar sejak Muhyiddin Yassin mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada Senin lalu. Jauh sebelum itu, dia merupakan politikus oposisi yang paling getol mendesak Muhyiddin mundur, mulanya karena ketidakpercayaan atas dukungan mayoritas parlemen yang didapat pada tahun lalu.
Selain itu Mahathir juga berkali-kali mengkritik kebijakan pemerintahan Muhyiddin dalam penanganan wabah Covid-19 termasuk pemberlakuan keadaan darurat nasional yang disertai dengan lockdown ketat.
Muhyiddin ditunjuk sebagai perdana menteri pada Maret 2020 oleh Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah, menggantikan Mahathir yang mengundurkan diri setelah terjadi konflik di internal koalisi Pakatan Harapan dengan Anwar Ibrahim.
Sebelumnya Anwar yang juga kandidat kuat perdana menteri baru menerima keputusan Raja yang memutuskan Ismail Sabri Yaakob sebagai pengganti Muhyiddin. Dia juga mengajak para pendukungnya untuk menerima hasil tersebut dan menjadikannya sebagai pelajaran untuk lebih mempersiapkan diri menghadapi Pemilihan Umum Raya (PUR) pada 2023 mendatang.
"Dengan penuh rasa hormat, saya mewakili oposisi menjunjung tinggi keputusan Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agong atas pelantikan Dato Sri Ismail Sabri Yaakob sebagai Perdana Menteri. Kepada semua pimpinan, anggota, dan pendukung, kami minta untuk menerima keputusan ini untuk lebih ulet, bekerja lebih gigih, menuju PUR-15 agar kita dapat memenangkan semua mandat rakyat yang telah kita terima dalam Pemilihan Umum Raya yang lalu," kata Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) itu.
Dia juga mengajak semua pihak untuk berdoa agar Malaysia segera pulih dari wabah Covid-19.
"Marilah kita sama-sama berdoa dan berusaha agar krisis wabah Covid-19 dan perekonomian bisa segera diatasi dan ditangani demi rakyat," ujar pria yang pernah menjabat Wakil Perdana Menteri di masa pemerintahan Mahathir itu.
Editor: Anton Suhartono