Israel Acuhkan Perintah Hakim ICJ, Bombardir Rafah
GAZA, iNews.id - Israel tak peduli dengan perintah Mahkamah Internasional (ICJ) agar menghentikan serangan ke Rafah, Jalur Gaza Selatan. Pasukan Zionis membombardir kota di perbatasan dengan Mesir itu, Sabtu (25/5/2024).
Beberapa jam setelah hakim ICJ menyampakan putusannya atau pada Sabtu dini hari, Israel melancarkan serangan ke beberapa wilayah Gaza, termasuk Rafah.
Seorang warga Palestina di Rafah Oum Al Ashqa mengatakan kepada AFP, serangan Israel meenargetkan wilayah Rafah serta pusat Kota Deir Al Balah.
“Kami berharap keputusan pengadilan akan memberi tekanan kepada Israel untuk mengakhiri perang ini, karena tidak ada lagi yang tersisa di sini,” kata perempuan warga Kota Gaza yang mengungsi ke Deir Al Balah itu, dkutip dari AFP.
Warga Rafah lainnya Mohammed Saleh tak yakin Israel mau menuruti perintah ICJ karena menganggap dirinya kebal hukum.
"Saya tidak yakin penembakan atau perang akan berhenti kecuali dilawan (dengan) kekerasan,” kata Saleh.
ICJ pada Jumat kemarin menyetujui permintaan Afrika Selatan untuk memerintahkan Israel menghentikan operasi militernya di Rafah. Mahkamah yang berkantor pusat di Den Haag, Belanda, itu juga memerintahkan Israel untuk membuka pintu perbatasan Rafah yang menghubungkan Gaza dengan Mesir. Tentara Zionis memblokade perbatasan sejak awal melancarkan serangan darat.
Pengadilan tetinggi PBB itu juga mendesak pembebasan semua sandera yang masih ditahan oleh para pejuang di Gaza.
Israel menegaskan tak akan menuruti perintah ICJ menarik pasukan dari Rafah dengan dalih Mahkamah melakukan kesalahan.
Penasihat Keamanan Nasional Israel Tzachi Hanegbi mengatakan, operasi militernya di Rafah sudah memperhatikan keselamatan penduduk sipil.
“Israel belum dan tidak akan melakukan operasi militer di wilayah Rafah yang menciptakan kondisi kehidupan yang bisa menyebabkan kehancuran warga sipil Palestina, secara keseluruhan maupun sebagian,” kata Hanegbi, dalam pernyataan bersama Kementerian Luar Negeri Israel.
Hamas menyambut baik keputusan ICJ soal Rafah, namun di saat bersamaan juga mengkritiknya karena perintah menghentikan serangan hanya berlaku untuk wiayah Rafah, bukan Jalur Gaza secara keseluruhan.
Serangan Israel ke Gaza sejak 7 Oktober 2023 hingga 24 Mei 2024 telah menewaskan lebih dari 35.800 orang, sebagian besar anak-anak dan perempuan.
Sementara itu Bos CIA Wiliam Burns terbang ke Prancis untuk membahas upaya terbaru untuk mewujudkan gencatan senjata. Dia bertemu perwakilan Israel, Presiden Prancis Emmanuel Macron, serta para menteri luar negeri (menlu) empat negara Arab.
Pembicaraan gencatan senjata melibatkan mediator AS, Mesir, dan Qatar berakhir tanpa keputusan apa pun, tak lama setelah Israel melancarkan operasi darat ke Rafah.
Secara terpisah, Presiden Macron menerima perdana menteri Qatar serta menlu Arab Saudi, Mesir, dan Yordania pada Jumat kemarin untuk mendesak gencatan senjata.
Istana Kepresidenan Prancis menyatakan para delegasi membahas perang Gaza serta upaya-upaya mendirikan negara Palestina berdampingan dengan Israel.
Editor: Anton Suhartono