Israel Ingin Ubah Demografi Palestina, Dewan Keamanan PBB: Harus Dilawan!
NEW YORK, iNews.id - Keputusan Israel untuk mencaplok Jalur Gaza menuai gelombang kecaman dari empat anggota tetap Dewan Keamanan PBB (DK PBB), yakni Rusia, China, Inggris, dan Prancis, dalam pertemuan darurat pada Minggu (10/8/2025) waktu New York.
Mereka menilai langkah tersebut bukan hanya ilegal, tapi juga sebagai upaya mengubah demografi Palestina yang harus dilawan.
Duta Besar (Dubes) China untuk PBB, Fu Cong, menyampaikan pernyataan tegas bahwa Gaza adalah bagian integral dari wilayah Palestina dan tidak boleh disentuh oleh agenda aneksasi Israel.
“Setiap tindakan yang berupaya mengubah struktur demografis dan teritorial Palestina harus ditanggapi dengan penolakan dan perlawanan maksimal,” ujar Fu Cong, dikutip Senin (11/8/2025).
Dia mendesak Israel segera membatalkan keputusan yang dinilai berbahaya itu, membuka pintu perbatasan, serta mencabut seluruh pembatasan bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Rusia Tuduh Menlu Israel Munafik
Nada serupa datang dari Wakil Dubes Rusia untuk PBB, Dmitry Polyansky. Dia tidak hanya mengecam pencaplokan Gaza sebagai pelanggaran berat hukum internasional, tapi juga menuding Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel Gideon Saar munafik.
Polyansky mengklaim Saar sudah mengetahui rencana pencaplokan saat hadir di sidang DK PBB dua hari sebelum keputusan diambil, namun memilih bungkam di forum internasional.
Inggris dan Prancis: Perpanjang Konflik
Dubes Inggris James Kariuk menilai langkah Israel akan memperdalam penderitaan rakyat Palestina dan tidak akan menyelesaikan krisis, apalagi menjamin pembebasan sandera. Dia juga mendesak Israel mencabut pembatasan bantuan ke Gaza.
Dubes Prancis Jay Dharmadhikari menegaskan pencaplokan Gaza tidak akan meningkatkan keamanan Israel, justru memperparah pertumpahan darah di kawasan.
AS Sendirian Dukung Israel
Berbeda dengan mayoritas anggota tetap DK PBB, Penjabat Wakil Dubes AS Dorothy Shea menyampaikan dukungan penuh terhadap hak Israel membela diri seraya menyalahkan Hamas yang dinilai menolak gencatan senjata.
Pertemuan darurat ini memperlihatkan polarisasi tajam di tubuh Dewan Keamanan PBB, dengan empat kekuatan besar dunia kompak menolak pencaplokan Gaza, sementara Amerika Serikat berdiri di sisi Israel.
Editor: Anton Suhartono