Israel Mulai Ketar-ketir, Drone Hizbullah Hantam Markas Pasukan Elite AL Tak Bisa Dicegat

TEL AVIV, iNews.id - Israel mulai ketar-ketir dengan masifnya serangan rudal dan drone kelompok Hizbullah. Pasalnya serangan sudah menjangkau pangkalan-pangkalan militer penting, termasuk jauh dari perbatasan dengan Lebanon.

Pada Selasa lalu, drone Hizbullah menghantam permukiman di Atlit, sebelah selatan Haifa. Sistem pertahanan udara Iron Dome gagal mencegat drone tersebut. Di lokasi itu juga terdapat pangkalan Angkatan Laut IDF serta markas pasukan elite.

Baca Juga

Viral! Helikopter Rusia Jatuh Tewaskan 5 Orang: Ekor Patah, Masih Nekat Terbang lalu Hantam Rumah

Sirene peringatan serangan udara meraung di Atlit, pertama kali sejak serangan pada 2019.

“Setelah sirene berbunyi antara pukul 19.39 hingga 19.42 di daerah HaCarmel, tiga drone diidentifikasi melintas dari Lebanon ke wilayah Israel. Beberapa drone itu bisa dicegat,” bunyi pernyataan militer Israel, seraya menambahkan sedang menyelidiki bagaimana drone Hizbullah bisa leluasa masuk ke tempat penting. 

Baca Juga

Militer Israel Klaim Cegat Rudal Balistik yang Diluncurkan Hizbullah dari Lebanon

Serangan ke wilayah Atlit diduga kuat terkait dengan keberadaan pangkalan pasukan elite Angkatan Laut Israel, Shayetet 13. Hizbullah kemungkinan besar menargetkan pangkalan tersbut.

Tak lama setelah serangan, Hizbullah mengeluarkan pernyataan bahwa para pejuangnya mengerahkan drone kamikaze menargetkan pangkalan unit Angkatan Laut Shayetet 13 di Atlit.

Baca Juga

Jokowi Kecam Serangan Israel ke Lebanon, Minta Menlu Pastikan Keselamatan WNI

Kelompok yand didikung Iran itu sebelumnya juga menargetkan permukiman Katzrin, HaGoshrim, dan Gesher HaZiv menggunakan ratusan roket.

Hizbullah juga menembakkan 50 roket ke pangkalan militer Dado di Israel utara.

Baca Juga

Gawat! Israel Ancam Lancarkan Serangan Darat ke Lebanon

Stasiun televisi Channel 12 melaporkan, roket-roket Hizbullah juga menghantam jalanan yang ramai di Kota Tamra, Galilea. Beberapa orang dilaporkan luka dalam serangan itu.

Editor: Anton Suhartono