Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Israel Gerah Trump Jual 48 Jet Tempur F-35 ke Arab Saudi
Advertisement . Scroll to see content

Israel Sebut Iran Bisa Punya Senjata Nuklir dalam 5 Tahun

Selasa, 23 November 2021 - 21:48:00 WIB
Israel Sebut Iran Bisa Punya Senjata Nuklir dalam 5 Tahun
Naftali Bennett (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

TEL AVIV, iNews.id - Israel menyebut Iran hanya butuh waktu 5 tahun untuk mengembangkan senjata nuklir. Pembicaraan yang akan dimulai Senin pekan depan di Wina, Austria, disebut tak akan bisa menghambat Iran.

Negosiasi tidak langsung untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 JCPOA akan digelar antara Iran dan beberapa negara. Tujuannya untuk membuka jalan mengaktifkan kembali JCPOA yang mati suri setelah Amerika Serikat keluar di masa pemerintahan Donald Trump.

Israel sejak lama menentang kesepakatan nuklir tersebut dan mendukung keputusan Trump untuk membawa keluar AS. Pemerintahan Perdana Menteri Naftali Bennett yang berkuasa sejak Juni sebenarnya siap mendukung jika ada poin-poin baru yang lebih ketat, namun dalam pidato terbaru, Selasa (23/11/2021), dia seperti berubah pikiran. 

Bennett menyebut Iran sudah mencapai tahap paling maju dalam program senjata nuklir.

"Bagaimanapun, bahkan jika ada kesepakatan kembali, Israel tentu saja bukan pihak yang terlibat dalam kesepakatan itu dan tidak terkena kewajiban dalam kesepakatan itu," katanya, dikutip dari Reuters.

Dia juga mengeluhkan perjanjian nuklir tidak bisa mengendalikan program rudal Iran atau menghentikan permusuhan kelompok milisi yang didukung Iran.

"Iran telah mengepung Israel dengan rudal, sementara mereka duduk dengan aman di Teheran. Memburu teroris ... yang dikirim oleh Pasukan Quds tidak membuahkan hasil lagi," tuturnya.

Hal senada disampaikan Menteri Keuangan Avigdor Lieberman. Dia yakin dengan atau tanpa kesepakatan, Iran akan menjadi negara nuklir dan memiliki senjata nuklir dalam 5 tahun.

Israel berpandangan, kesepakatan JCPOA, yang juga diteken Rusia, China, Inggris, Prancis, dan Jerman, terlalu lemah untuk mencegah Iran bisa memiliki senjata nuklir. 

Trump juga mengabaikan kesepakatan itu sehingga membawa AS keluar pada 2018, disusul dengan memberlakukan sanksi ekonomi yang ketat.

Namun pemerintahan Presiden Joe Biden ingin menghidupkan kembali kesepakatan yang dibuat saat pemerintahan Barack Obama itu.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut