Israel Tuding Negara-Negara Barat Gagal Lindungi Orang Yahudi
TEL AVIV, iNews.id - Pemerintah Israel menuding negara-negara Barat gagal memberikan perlindungan memadai bagi warga Yahudi menyusul penembakan massal yang menargetkan komunitas Yahudi di Pantai Bondi, Sydney, Australia.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel Gideon Saar menilai, insiden yang menewaskan 15 orang itu menjadi bukti nyata bahwa ancaman anti-Semitisme di negara-negara Barat semakin mengkhawatirkan. Penembakan tersebut terjadi saat komunitas Yahudi tengah berkumpul merayakan hari raya Hanukkah pada 14 Desember lalu.
“Orang Yahudi berhak hidup aman di mana pun. Namun apa yang kita saksikan hari ini menunjukkan kegagalan serius. Secara historis, kami memahami ke mana arah situasi seperti ini,” ujar Saar, dikutip dari AFP, Selasa (23/12/2025).
Menurut Saar, serangan di Australia bukan kasus terisolasi, melainkan bagian dari tren global meningkatnya kekerasan dan kebencian terhadap Yahudi, terutama sejak pecahnya perang di Gaza. Ia bahkan menyebut bahwa umat Yahudi kini kembali menjadi sasaran perburuan di berbagai negara.
Atas dasar itu, Saar secara terbuka menyerukan warga Yahudi di Inggris, Prancis, Australia, Kanada, dan Belgia untuk meninggalkan negara-negara tersebut dan pindah ke Israel.
Israel mengklaim sebagai satu-satunya tempat yang mampu menjamin keselamatan umat Yahudi, didukung oleh Undang-Undang Kepulangan Tahun 1950.
Aturan ini memberikan hak bagi setiap orang Yahudi di dunia, termasuk mereka yang memiliki setidaknya satu kakek atau nenek Yahudi, untuk bermigrasi ke Israel dan langsung memperoleh kewarganegaraan melalui proses yang dikenal sebagai aliyah.
Bagi Israel, tragedi di Australia menjadi peringatan keras bahwa jaminan keamanan bagi diaspora Yahudi di Barat dinilai semakin rapuh, sekaligus memperkuat narasi bahwa Israel adalah satu-satunya tempat perlindungan yang aman.
Meningkatnya kasus anti-Semitisme sebenarnya juga berlaku terhadap umat Islam di negara Barat. Kasus penyerangan meningkat sejak perang genosida Israel di Jalur Gaza. Sentimen anti-Israel bukan hanya datang dari umat Islam, tapi juga kelompok masyarakat lainnya. Ini terbukti dari derasnya gelombang demponstrasi di seluruh dunia yang menentang serangan Israel ke Gaza.
Editor: Anton Suhartono