Jack Ma Jadi Profesor Tamu di Kampus Beken Jepang

TOKYO, iNews.id - Peran baru di dunia pendidikan disandang miliarder China yang juga pendiri Alibaba, Jack Ma. Dia didapuk menjadi profesor tamu di Tokyo College, bagian dari Universitas Tokyo, kampus kenamaan di Negeri Sakura, Senin (1/5/2023).

Tokyo College, seperti dikutip dari AFP, menyatakan Ma akan berbagi pengalamannya yang kaya di dunia kewirausahaan, termasuk bagaimana merintisnya, kepada para mahasiswa dan staf. Pria 58 tahun itu juga akan berbagi bagaimana mengelola perusahaan serta melakukan inovasi.

Baca Juga

Profil Gabriele Nunziati, Jurnalis Italia yang Dipecat karena Tanya Tanggung Jawab Israel di Gaza

Selain itu Ma akan melakukan penelitian dan mengelola proyek bersama dengan anggota fakultas, terutama di bidang pertanian berkelanjutan serta produksi pangan.

Sebagai profesor tamu, Ma diharapkan memberikan saran dan bantuan pada penelitian.

Baca Juga

Jack Ma Akhirnya Pulang ke China

Ma sempat menghilang 2 tahun lalu, yakni sejak pemerintah China menindak industri teknologi negara itu. Dia menjadi salah satu target tindakan keras China terhadap dugaan praktik anti-persaingan yang dilakukan beberapa perusahaan teknologi besar China.

Saat itu muncul kekhawatiran perusahaan teknologi besar mengontrol terlalu banyak data sehingga bisa berkembang terlalu cepat. Akibatnya, regulator China menjatuhkan hukuman denda kepada Alibaba yang angkanya mencetak rekor terbesar serta membatalkan penawaran umum perdana (IPO) Ant Group, perusahaan Ma lainnya.

Sejak itu dia keluar dari China, termasuk ke Jepang, Israel, dan Amerika Serikat, untuk mengembangkan bisnisnya.

Belum lama ini Ma juga menerima posisi profesor kehormatan dari fakultas bisnis Universitas Hong Kong. Posisinya itu akan dilakoninya selama 3 tahun atau berakhir pada Maret 2026.

Ma diketahui memiliki pengalaman di dunia pendidikan. Sebelum meluncurkan Alibaba, perusahaan yang bermain di bidang e-commerce, cloud, media, dan kecerdasan buatan, dia mengajar bahasa Inggris selama 8 tahun di Universitas Dianzi, Hangzhou.

Editor: Anton Suhartono