Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Mantan Menlu Alexander Schallenberg Dilantik Jadi Kanselir Austria yang Baru
Advertisement . Scroll to see content

Jadi Kepala Pemerintahan Termuda di Dunia, Ini Sosok Sebastian Kurz

Rabu, 18 Oktober 2017 - 19:02:00 WIB
Jadi Kepala Pemerintahan Termuda di Dunia, Ini Sosok Sebastian Kurz
Sebastian Kurz (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

WINA - Sebastian Kurz terpilih hampir pasti menjadi kepala pemerintahan Austria yang baru. Ia mencatatkan sejarah di Eropa, menjadi pimpinan negara termuda di Benua Biru, bahkan di dunia.

Cemelang di usia muda, pria yang menjabat sebagai Menteri Luar Negeri sejak 2013 itu baru menginjak usia 31 tahun. Partai Kurz, yakni Partai Rakyat Austria (OVP), memperoleh suara terbanyak dalam pemilu yang digelar pada Minggu 15 Oktober 2017.

Jalannya menuju kursi pimpinan Austria tidaklah mudah. Namun sebagai orang muda, dia kaya dengan gagasan cemerlang, menempatkan Austria sebagai negara yang mampu keluar dari permasalahan pelik, yakni soal migran. Sebut saja kebijakannya soal migran yang marak di Eropa pada 2015.

Eropa mengalami krisis migran pada 2015. Rakyat Austria sendiri tidak begitu senang dengan kehadiran pendatang baru. Sebenarnya, bagi para imigran, Austria hanya menjadi negara persinggahan, bukan tujuan. Meski demikian, jumlah yang ditangani tidak sedikit. Di tahun itu, sebanyak 90 ribu imigran masuk Austria, jumlah itu berarti 1 persen dari total penduduk.

Awalnya, Kurz menyambut baik negaranya bisa menerima pengungsi dalam jumlah besar, bahkan mengalahkan imigran yang masuk ke Amerika Serikat dan Kanada. Namun kelamaan dia sadar bahwa negara tidak sanggup menampung semuanya. Ia pun berubah pikiran dan mulai kritis soal kebijakan menerima imigran.

Kurz mampu merebut hati rakyat Austria, terutama kalangan pemilih konservatif dan sayap kanan, melalui kebijakannya yang menolak masuknya imigran. Tidak hanya itu, ia memperketat aturan soal pemberian tunjangan bagi pengungsi. Hanya yang sudah menetap lebih dari lima tahun yang mendapat tunjangan.

Bagian dari kontribusinya juga lah penutupan akses pintu bagi para pencari suaka asal Balkan yang menuju ke Austria, termasuk Jerman.

Kebijakannya yang tidak kalah populer adalah soal pajak. Ia mengusulkan penurunan pajak secara drastis. Tentu saja kebijakannya itu disambut baik oleh kalangan yang selama ini merasa negara bisa sejahtera hanya karena mengeruk uang dari rakyat.

Tidak heran jika rakyat Austria memberi julukan kepada Kurz sebagai 'The Whiz Kid' atau 'Anak yang Jago'. Pada Mei lalu, pria kelahiran Wina, 27 Agustus 1986, ini mengambil alih kepemimpinan Partai Rakyat Austria.

Hasil racikannya mampu mengubah wajah partai dengan tampilan baru, era sosial media. Untuk meyakinkan publik bahwa partainya sudah berubah, ia pun menambahkan namanya menjadi Partai Rakyat Austria Baru. Dalam poster-poster disebutkan, "Waktunya untuk sesuatu yang baru".

Apa yang ditawarkan Kurz ternyata berhasil menarik perhatian kalangan muda, sehingga mau bergabung dalam gerakan politiknya. Ia juga menggandeng kalangan yang belum pernah bergabung dengan pemerintahan sebelumnya.

Langkah Kurz sebenarnya hampir sama dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang melakukan rebranding terhadap partai. Hal ini untuk merespons keinginan masyarakat yang menginginkan sesuatu yang baru, berbeda dengan barang jualan sebelumnya yang cenderung membosankan. Sosok Kruz mampu menghadirkan "produk" baru yang laku di pasar. Ia bercita-cita membawa partainya menuju generasi milenial.

Hal lain yang menjadi gaya dari pria lajang ini adalah penampilannya. Ia termasuk pria yang mementingkan style, termasuk dalam cara berpakaian dan gaya rambut

Karier politik pria jebolan Universitas Wina ini terbilang cemerlang. Pada usia 24 tahun, dia sudah menduduki posisi menteri integrasi. Lalu pada usia 27, ia didapuk sebagai menteri luar negeri.

Panggung internasional yang pertama kali dinaikinya adalah Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 2014, saat itu usianya 28 tahun. Pada kesempatan itu dia memberikan pidato.

"Saya yakin, saya satu-satunya orang berusia di bawah 30 tahun yang punya hak istimewa untuk bicara di sini," ucap Kurz, saat berpidato di Sidang Umum PBB, disambut dengan tepuk tangan hadirin.

Panggung itu pun dimanfaatkannya untuk menyampaikan visinya, "Apa yang bisa saya tawarkan adalah perspektif generasi muda (milenial). Kita tumbuh di komunitas di mana hak asasi manusia dihormati, aturan hukum sudah disepakati, kebebasan agama dipraktikkan. Kita berkomunikasi tanpa ada batasan, di Facebook dan Twitter."
Sejauh ini Kurz belum membeberkan strategi akan dibawa ke mana Austria ke depan. Kurz masih menunggu hasil final pemilihan umum. Partainya juga menjajaki koalisi dengan Freedom Party yang sehaluan dalam menyikapi permasalahan migran.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut