Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Liburan ke Singapura Jelas Makin Hemat, Ada Diskon Hotel hingga 40%
Advertisement . Scroll to see content

Jadi Kurir Heroin, Pria Keterbelakangan Mental Ini Tetap Hadapi Vonis Mati

Sabtu, 06 November 2021 - 14:46:00 WIB
Jadi Kurir Heroin, Pria Keterbelakangan Mental Ini Tetap Hadapi Vonis Mati
Seorang aktivis meminta agar pelaku dibebaskan karena keterbelakangan mental. (Foto: FAZRY ISMAIL/EPA-EFE/REX/Shutterstock)
Advertisement . Scroll to see content

SINGAPURA, iNews.id - Seorang pria dengan keterbelakangan mental menghadapi vonis mati setelah terbukti menjadi kurir herion. Sebuah petisi muncul dengan target 50.000 tanda tangan untuk mendukung permohonan grasi kepada presiden. 

Nagaenthran Dharmalingam segera dieksekusi mati di Singapura, Rabu (10/11/2021). Dia terbukti menyelundupkan 43 gram heroin saat memasuki Singapura. 
 
Pria dengan IQ 69 itu ditangkap pada 2009. Sejak vonis mati jatuh pada 2010, permohonan ampunan dan petisi berulang kali muncul agar pelaku dibebaskan. 

Dilansir dari Daily Star, pria ini dinilai dipaksa oleh seorang bandar narkoba Malaysia untuk menyelundupkan heroin ke Singapura. Jika dia menolak, maka bandar mengancam akan menyiksa pria tersebut dan juga kekasihnya. 

Pengacara pembela Dharmalingam, N Surendran mengatakan, pelaku meminjam uang sebesar 500 ringgit atau sekitar Rp1,7 juta dari seorang penyelundup narkoba di Malaysia.

Singapura sama seperti Iran dan Korea Utara dalam menerapkan hukuman mati termasuk bagi individu yang mengalami gangguan mental.

"Ini masalah serius. Tidak dapat disangkal bahwa dia menderita cacat mental dan evaluasi dilakukan oleh psikiater independen. Bukti pun telah diajukan ke pengadilan," katanya. 

Sebelumnya, upaya banding juga telah dilakukan karena pelaku terbukti menderita gangguan intelektual. Namun semua banding agar pelaku dibebaskan telah ditolak. 

Kini sebuah petisi agar pelaku dibebaskan kembali muncul. Pada 4 November, tanda tangan yang terkumpul mencapai 39.962 dari target 50.000. 

"Mengingat Nagaenthran cacat intelektual, melakukan kejahatan tanpa kekerasan dan diduga dipaksa dengan penyerangan dan ancaman, kami dengan tulus memohon kepada Presiden Halimah Yacob untuk menegakkan komitmen Singapura terhadap UNCRPD (Konvensi PBB tentang Hak Penyandang Disabilitas) dengan mengampuni hukuman mati Nagaenthran," bunyi petisi tersebut.  

Editor: Umaya Khusniah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut