Jaksa Turki: Khashoggi Dicekik Begitu Masuk Konsulat Saudi di Istanbul
ANKARA, iNews.id - Jaksa penuntut umum Turki mengatakan jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi, dibunuh dengan dicekik tak lama setelah memasuki konsulat Riyadh di Istanbul. Setelah itu, kata dia, tubuh Khashoggi dimutilasi.
Pernyataan oleh jaksa kepala Turki, Ifran Fidan, itu disampaikan di saat Turki menekan Saudi untuk mengekstradisi 18 orang yang ditahan karena peran mereka dalam pembunuhan Khashoggi.
"Khashoggi dicekik segera setelah dia memasuki konsulat sejalan dengan rencana yang direncanakan sebelumnya," kata Fidan, seperti dilaporkan The Washington Post, Kamis (1/11/2018).
"Tubuh Khashoggi, setelah dicekik, kemudian dihancurkan dengan dipotong-potong, sekali lagi menegaskan perencanaan pembunuhan itu," ujarnya.
Pernyataan itu muncul tak lama setelah jaksa tertinggi Saudi, Saud Al Mojeb, berangkat ke Bandara Ataturk Istanbul. Kunjungan tiga harinya menunjukkan peluang kedua negara bekerja sama.
Namun tampaknya hal itu hanya menghasilkan sedikit jawaban.
Seorang pejabat senior Turki mengatakan Mojeb tidak memberikan Fidan lokasi tubuh Khashoggi atau identitas "kolaborator lokal" yang ditegaskan otoritas Saudi untuk membantu membuang jenazah Khashoggi.
"Sejak jaksa Saudi tiba di Turki pada hari Senin, para pejabat Saudi tampaknya sangat tertarik mencari tahu apa bukti yang dimiliki pihak berwenang Turki terhadap para pelaku," kata pejabat itu, yang namanya tak disebutkan tersebut.
"Kami tidak mendapat kesan mereka tertarik untuk bekerja sama dengan penyelidikan," ujar pejabat itu lagi.
Pembunuhan Khashoggi pada 2 Oktober di konsulat Saudi di Istanbul menciptakan badai kontroversi internasional yang mengancam hubungan yang sudah rumit antara Saudi, Turki, dan Amerika Serikat (AS).
Beberapa pekan setelah kejadian itu, Saudi mengakui jurnalis tersebut dibunuh di konsulat oleh tim yang terdiri dari 15 agen Saudi.
Turki mengatakan, anggota dari 15 orang tim pembunuh dikirim dari Saudi untuk menghabisi Khashoggi di dalam konsulat. Namun hingga saat ini, penyelidik Turki belum mengumumkan secara terbuka bukti kunci dalam kasus ini, sebuah rekaman audio yang diklaim berisi tentang apa yang terjadi di dalamnya.
Turki terus meningkatkan tekanan terhadap Saudi untuk memberikan jawaban sementara penjelasan resmi senantiasa berubah mengenai nasib Khashoggi.
Pada Selasa (30/10/2018), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendesak Saudi mengungkapkan siapa yang memerintahkan pembunuhan Khashoggi.
Para pejabat Turki, termasuk Erdogan, berulang kali mengeluh Saudi menghalangi penyelidikan dengan menolak mengungkapkan bukti-bukti kunci seperti keberadaan jasad Khashoggi.
Editor: Nathania Riris Michico