Jangan Heran, Puluhan Macan Tutul Hidup Berdampingan dengan Manusia di Kota Ini!
NEW DELHI, iNews.id - Penduduk di Bera, sebuah kota kecil di Negara Bagian Rajasthan, India, membuktikan mereka bisa hidup berdampingan dengan hewan buas, yakni macan tutul. Ada sekitar 100 ekor macan tutul di kota itu dan tak ada yang menyerang warga sejak seabad terakhir.
India merupakan negara berpenduduk terbanyak kedua di dunia. Oleh karena itu, manusia semakin ekspansif dalam mencari tempat tinggal dan penghidupan. Mereka merambah hutan dan pegunungan, daerah yang menjadi habitat hewan. Namun di Bera, tak ada konflik antara hewan buas dengan manusia.
Diketahui selama 100 tahun terakhir tak ada serangan macan tutul terhadap manusia di Bera. Padahal Bera merupakan habitat macan tutul terbanyak di dunia, yakni sekitar 100 ekor, baik di dalam maupun sekitar Bera.
Hanya ada satu kasus seorang bayi diculik macan tutul beberapa tahun lalu. Namun bayi itu ditinggal di jalan saat sang macan akan memasuki hutan. Bahkan saat penduduk setempat membuka tur safari bagi turis dengan memasuki kawasan tempat tinggal macan tutul, kucing-kucing besar itu tetap tenang dan tak ada serangan.
Lantas apa rahasianya? Menurut penduduk setempat, sebagian besar penduduk Bera adalah anggota suku Rabari yang bermigrasi dari Iran ke Rajasthan melalui Afghanistan sekitar 1.000 tahun silam.
Suku Rabari memeluk Hindu dan menyembah Dewa Siwa. Mereka memperlakukan binatang sebagai malaikat pelindung. Bahkan mereka merelakan hewan-hewan ternak dimangsa macan tutul.
“Ketika macan tutul memangsa ternak Rabari, masyarakat tidak memburu pemangsa,” kata Dilip Singh Deora, penduduk lokal yang menjalankan usaha tur safari, kepada The National.
"Mereka percaya Siwa akan mengganti hewan ternak mereka berlipat ganda dan memperlakukan hewan yang dimangsa sebagai persembahan kepada tuannya," ujarnya, menambahkan.
Macan tutul bisa dengan mudah ditemui di Bera, sehingga penyelenggara tur safari tak kesulitan untuk mengajak turis masuk terlalu dalam ke hutan. Kucing-kucing besar itu bertengger di bebatuan di dalam dan sekitar 10 desa di Bera, bahkan jalan-jalan santai di tempat publik.
“Banyak turis terkejut ketika mereka melihat macan tutul bergerak di sekitar kuil desa dengan bebas, bahkan saat pendeta melakukan ritual harian tidak terpengaruh. Begitulah kehidupan di Bera,” kata Dilip.
Dheeraj Mali, seorang juru foto satwa liar Bera, percaya kucing besar di daerah itu telah beradaptasi dengan keberadaan manusia. Oleh karena itu macan tutul tak lagi buas terhadap manusia.
Anehnya, apa yang terjadi di Bera tak berlaku di wilayah India lainnya, meski menjalankan keyakinan yang sama. Warga seringkali menjadi sasaran serangan kucing besar seperti harimau.
Editor: Anton Suhartono