Jawab Permintaan Putin, Jerman Bersedia Bantu Membangun Kembali Suriah
BERLIN, iNews.id - Jerman siap berkontribusi untuk membangun kembali Suriah jika ditemukan solusi berupa perubahan politik di negara itu. Hal itu ditegaskan Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas, Jumat (14/9/2018).
Beberapa jam sebelum bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, Maas menjawab permintaan Presiden Rusia Vladimir Putin agar Eropa membantu rekonstruksi di Suriah.
"Jika ada solusi politik di Suriah yang mengarah pada pemilu yang bebas, maka kami siap mengambil tanggung jawab rekonstruksi," kata Maas, lewat akun Twitter-nya, seperti dilaporkan Deutsche Welle, Sabtu (15/8/2018).
"Ada kepentingan kami agar Suriah dapat menjadi negara yang stabil. Untuk itu, rekonstruksi diperlukan. Dan kami memiliki peran penting dalam hal itu."
Pada saat bersamaan, Maas juga menggarisbawahi permintaan Jerman untuk Rusia agar menggunakan pengaruhnya membuat Presiden Suriah Bashar Al Assad mundur dari Idlib.
Idlib merupakan wilayah yang hendak direbut kembali oleh Suriah dengan bantuan sekutunya. Saat ini, Idlib masih dikuasai milisi oposisi yang menentang pemerintahan Bashar Al Assad.
Idlib merupakan satu-satunya kawasan yang berada di luar kontrol Pemerintah Suriah.
Rezim Assad yang didukung Rusia memobilisasi serdadu di sekitar Idlib dalam beberapa pekan terakhir. Situasi ini menyulut kekhawatiran akan terjadinya serangan udara dan darat.
Selama kunjungan ke Berlin pada Agustus, Putin meminta Eropa untuk mendanai rekonstruksi Suriah guna memungkinkan jutaan pengungsi pulang.
"Kami perlu memperkuat upaya kemanusiaan dalam konflik Suriah," tandasnya.
Jerman dibanjiri lebih dari satu juta pencari suaka sejak 2015. Kebanyakan dari mereka melarikan diri dari perang di Suriah dan Irak.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin kini juga mempersiapkan pertemuan dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, yang digelar Senin (14/09) di Sochi.
"Pertemuan sedang dipersiapkan," papar juru bicara Kremlin.
Diplomat top Turki, Mevlut Cavusoglu, mengatakan kedua pemimpin akan membahas krisis Suriah.
Editor: Nathania Riris Michico