Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Rusia Bocorkan Agenda Pertemuan Putin dan Trump, Bukan Hanya Bahas Ukraina
Advertisement . Scroll to see content

Jelang Pertemuan Trump-Putin, Zelensky Tegaskan Tak akan Serahkan Wilayah Ukraina ke Rusia

Minggu, 10 Agustus 2025 - 07:08:00 WIB
Jelang Pertemuan Trump-Putin, Zelensky Tegaskan Tak akan Serahkan Wilayah Ukraina ke Rusia
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. (Foto: AP)
Advertisement . Scroll to see content

KIEV, iNews.id - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengomentari rencana pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan mitranya dari Rusia, Vladimir Putin. Zelensky menegaskan Ukraina tak akan pernah menyerahkan wilayahnya kepada Rusia.

Sebelumnya Trump mengumumkan di media sosial Truth Social akan bertemu Putin di Negara Bagian Alaska pada 15 Agustus 2025 mendatang.

Isu teritorial atau tuntutan Rusia terhadap empat wilayah Ukraina merupakan masalah sentral dari proses gencatan senjata kedua negara sehingga membuatnya berlarut-larut. 

Dalam komentar pertamanya di Telegram setelah pengumuman Trump, Zelensky menegaskan perundingan apa pun tanpa melibatkan Ukraina hanya akan menghasilkan solusi yang bertentangan dengan perdamaian.

Trump dalam beberapa kesempatan mengisyaratkan, Ukraina mungkin harus menyerahkan wilayah untuk mencapai kesepakatan damai dengan Rusia.

"Akan ada beberapa pertukaran wilayah," kata Trump dalam komentar terbarunya, yang memancing reaksi keras Zelensky, seperti dikutip dari BBC, Minggu (10/8/2025).

CBS News juga melaporkan, Gedung Putih sedang berusaha meyakinkan para pemimpin Eropa untuk menerima kesepakatan yang akan membuat Ukraina menyerahkan sebagian besar wilayahnya, yakni Donbass (Donetsk dan Luhansk), Kherson, dan Zaporizhzhia.

Sebelum rencana pertemuan dengan Trump, Putin dilaporkan bersikeras melanjutkan operasi militer di Ukraina demi mencapai tujuan merebut empat wilayah.

Menurut laporan Reuters, sejumlah sumber pejabat Rusia mengatakan Putin hanya akan mempertimbangkan perundingan damai setelah Rusia sepenuhnya menguasai Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson, empat wilayah Ukraina yang sejak awal diklaim Moskow sebagai bagian dari Federasi Rusia.

“Putin tidak akan menyia-nyiakan kesempatan memperbaiki hubungan dengan Barat, tapi dia juga tidak akan mundur dari target utamanya,” kata salah satu pejabat.

Langkah tersebut merupakan respons atas ultimatum Trump yang memberi waktu 10 hari kepada Rusia untuk menyepakati gencatan senjata, dengan ancaman sanksi baru. Batas waktu tersebut telah jatuh pada Jumat (8/8/2025).

Namun Kremlin menanggapi dingin ancaman tersebut. Putin menilai Rusia mampu bertahan terhadap tekanan ekonomi eksternal, setelah tiga setengah tahun hidup di bawah sanksi Barat sejak invasi dimulai pada awal 2022.

Sumber lain menyebutkan Putin sebenarnya tidak ingin memperburuk hubungan dengan Trump secara pribadi, terutama setelah peluang terbuka untuk mencairkan ketegangan antara Rusia dan AS usai terpilihnya Trump kembali. Meski demikian, prioritas utama Putin tetap pada penyelesaian tujuan operasi militer khusus, yakni konsolidasi penuh atas empat wilayah timur dan selatan Ukraina.

Editor: Rizky Agustian

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut