Jenderal Ceko: Barat Harus Bersiap Hadapi Perang Jangka Panjang di Ukraina
PRAHA, iNews.id – Negara-negara Barat dinilai perlu bersiap menghadapi perang panjang di Ukraina. Tak hanya itu, mereka juga harus berjaga-jaga guna menghadapi Rusia yang semakin bermusuhan dengan mereka, bahkan setelah perang tersebut berakhir.
Hal itu diungkapkan oleh Panglima Militer Ceko, Karel Rehka, kepada Reuters.
Setelah berminggu-minggu, beberapa pejabat militer Barat menyatakan kekhawatirannya bahwa serangan balasan yang dilancarkan Ukraina terhadap Rusia saat ini berjalan terlalu lambat. Namun, Rehka sendiri mengaku tidak kecewa dengan hal itu.
“Memang seperti inilah bentuk serangan militer. Ia tidak seperti film Perang Dunia Kedua. Ini memerlukan waktu,” katanya kepada Reuters, Rabu (13/9/2023).
Ukraina melancarkan serangan balik terhadap pasukan Rusia sejak Juni lalu. Sampai sejauh ini, militer Kiev hanya berhasil merebut belasan desa kecil, meski dikatakan bahwa dalam beberapa pekan terakhir mereka telah menembus garis pertahanan Rusia dan diperkirakan akan bergerak lebih cepat.
Sementara Rusia mengatakan serangan Kiev gagal total. Menurut Moskow, selama serangan itu berlangsung, Ukraina malah kehilangan puluhan ribu tentaranya secara sia-sia.
“Secara keseluruhan, saya pikir saat ini tidak ada kapasitas di kedua pihak untuk mencapai tujuan akhir yang mereka nyatakan dalam waktu dekat,” kata Rehka.
“(Perang) ini tidak akan bertahan dalam beberapa minggu, mungkin akan bertahan lama. Dan penting bagi kita untuk terus mendukung Ukraina untuk waktu yang lama,” ujarnya.
Selama agresi militer Rusia di Ukraina, negara-negara NATO telah memasok Kiev dengan berbagai macam senjata. Begitu pula Ceko, yang menyumbangkan amunisi, tank, kendaraan lapis baja, peluncur roket, dan howitzer untuk mendukung Ukraina.
Rehka mengatakan, negaranya masih memiliki gudang senjata yang dapat disediakan bagi Ukraina. Dia memperkirakan bahwa Moskow bisa saja bertindak di luar dugaan dan menimbulkan ancaman yang lebih serius bagi Barat, bahkan setelah konflik Ukraina berakhir.
Editor: Ahmad Islamy Jamil