Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Di Hadapan Presiden Korsel, Prabowo: Anak Muda Indonesia Tergila-gila K-Pop
Advertisement . Scroll to see content

Jenderal Korut dan Ivanka Trump 'Perang Dingin' di Penutupan Olimpiade

Senin, 26 Februari 2018 - 09:18:00 WIB
Jenderal Korut dan Ivanka Trump 'Perang Dingin' di Penutupan Olimpiade
Ivanka Trump dan Jenderal Korut Kim Yong Chol saat menghadiri upacara penutupan olimpiade bersaama Presiden Korsel Moon Jae In. (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

SEOUL, iNews.id - Jenderal Korea Utara (Korut) yang kontroversial, Kim Yong Chol, dan putri Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Ivanka, menghadiri upacara penutupan Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang, Minggu 25 Februari 2018.

Dilansir AFP, Senin (26/2/2018), cuplikan video singkat di arena olimipade menunjukkan, Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae In berjabat tangan lebih dulu dengan Ivanka Trump, kemudian dengan Kim Yong Chol.

Seorang pejabat senior pemerintah AS mengatakan, Ivanka ditempatkan di sebelah istri Presiden Moon, sedangkan Kim berada di barisan belakangnya, hanya berjarak dua kursi dari Jenderal Vincent Brooks, komandan pasukan AS di Korsel.

Namun, tidak ada interaksi sama sekali antara Ivanka dengan Kim Yong Chol selama upacara penutupan olimpiade. Mereka juga tidak terlihat bersalaman sepanjang upacara.

Pejabat dari Korsel dan AS memastikan tidak akan ada pertemuan antara Kim Yong Chol dan Ivanka Trump.

Sementara itu, Presiden Moon diketahui bertemu selama 1 jam dengan Kim menjelang upacara penutupan. Kim Yong Chol dikabarakan menyatakan kesediaan Pyongyang untuk mengadakan pembicaraan dengan Washington.

Namun AS menyatakan pihak Korut harus terlebih dahulu mengambil langkah konkret untuk melucuti senjata.

"Kami akan melihat apa isi pesan Pyongyang hari ini, bahwa pihaknya bersedia mengadakan pembicaraan, merupakan langkah pertama di sepanjang jalan menuju denuklirisasi," demikian pernyataan Gedung Putih.

Kim Yong Chol diketahui memimpin delegasi yang beranggotakan delapan anggota dengan melintasi Zona Demiliterisasi ke Korsel pada Minggu pagi. Kunjungannya memicu protes besar dari kalangan konservatif karena dia dituduh mendalangi serangan mematikan di Korsel.

Korut sebelumnya juga telah mengecam sanksi baru yang alan diterapkan AS bagi negara tersebut. Korut menganggap tindakan AS adalah tindakan yang bisa memicu perang.

Seorang juru bicara kementerian luar negeri Pyongyang mengatakan kepada kantor berita resmi KCNA bahwa Korut akan mempertimbangkan setiap upaya blokade dari AS sebagai tindakan perang.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut