Jenderal Polisi To Lam Ditunjuk Jadi Presiden Baru Vietnam
HANOI, iNews.id – Partai Komunis Vietnam telah menunjuk Menteri Kepolisian To Lam sebagai presiden baru negara itu. Kabar tersebut diungkapkan oleh pemerintah setempat pada akhir pekan ini.
Reuters melansir, dalam tempo kurang dari 18 bulan, sudah dua presiden dan satu pemimpin parlemen Vietnam mengundurkan diri dari jabatan mereka. Fenomena politik semacam itu belum pernah terjadi sebelumnya di negara Asia Tenggara yang menganut sistem satu partai tersebut.
Yang menarik, semua pejabat itu mundur karena “kesalahan” yang tidak dijelaskan secara perinci. Peristiwa itu terjadi tatkala Vietnam meluncurkan kampanye antikorupsi besar-besaran yang membuat takut investor asing karena dampaknya yang mengerikan terhadap birokrasi.
Setelah mendapat persetujuan dari parlemen, Jenderal To Lam (66) akan menggantikan Vo Van Thuong yang mengundurkan diri pada Maret lalu setelah dituduh melanggar peraturan partai. Van Thuong sendiri hanya setahun menjabat presiden.
Sekretaris Jenderal Parlemen Vietnam, Bui Van Cuong mengatakan, Lam tetap akan mempertahankan jabatannya sebagai menteri kepolisian atau menteri keamanan publik, meski telah terpilih sebagai presiden.
“Politbiro belum mencalonkan Menteri Keamanan Publik yang baru, dan oleh karena itu Majelis Nasional (Parlemen Vietnam) tidak akan melakukan pemungutan suara untuk pemberhentian jabatan ini pada sidang mendatang,” kata Cuong pada konferensi pers pada Minggu (19/5/2024).
Lam secara luas dianggap sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh di Vietnam. Dia dipilih oleh Komite Sentral Partai Komunis Vietnam pada awal pekan ini. Namun pihak berwenang dan media pemerintah di sana baru mengumumkan penunjukannya pada Sabtu (18/5/2024) kemarin.
Presiden hanya memegang peran seremonial atau simbolik di Vietnam. Kendati demikian, jabatan tersebut menjadi salah satu dari empat posisi politik teratas di negara itu. Adapun tiga jabatan lainnya yaitu sekretaris jenderal (pemimpin) Partai Komunis, perdana menteri, dan ketua Majelis Nasional.
Banyak pengamat melihat penunjukan Lam sebagai langkah yang memungkinkannya untuk menjadi pemimpin partai (jabatan tertinggi di Vietnam) berikutnya. Sementara masa jabatan pemimpin partai saat ini berakhir pada 2026, atau bahkan bisa lebih cepat lagi jika Sekretaris Jenderal Nguyen Phu Trong yang sudah lanjut usia mengundurkan diri sebelum mandat ketiganya berakhir.
Selain menunjuk Lam sebagai presiden, Partai Komunis Vietnam juga menunjuk Tran Thanh Man (61) sebagai ketua baru Majelis Nasional. Thanh Man akan menggantikan Vuong Dinh Hue yang mengundurkan diri dari jabatan ketua parlemen itu bulan lalu karena “pelanggaran” yang tidak dijelaskan. Man sendiri saat ini menjabat sebagai wakil ketua parlemen sejak 2021.
Pencalonan Lam dan Man mendapat dukungan luas dari Komite Sentral Partai Komunis Vietnam, menurut pemerintah dalam sebuah pernyataan.
Editor: Ahmad Islamy Jamil