Jepang: Pertahanan Kami Saat Ini Tidak Akan Mampu Menahan Serangan Rudal Korut
TOKYO, iNews.id - Jepang semakin terdorong meningkatkan kemampuan pertahanan rudalnya untuk merespon ancaman senjata Korea Utara yang menjadi lebih beragam dan kompleks.
Korea Utara menampilkan persenjataan termutakhir dalam parade militer memperingati hari ulang tahun ke-75 Partai Buruh, partai berkuasa di Korut. Dalam parade yang berlangsung di Lapangan Kim Il-sung, Sabtu (11/10/2020) kemarin, untuk pertama kalinya rudal balistik antarbenua terbaru Korut diperlihatkan ke publik.
Rudal tersebut memiliki ukuran lebih besar daripada rudal balistik (ICBM) yang pernah dibuat Korea Utara sebelumnya. Militer Korut juga menampilkan rudal balistik yang bisa ditembakkan dari kapal selam versi peningkatan.
Meskipun sejumlah pakar keamanan menganggap senjata-senjata tersebut masih dalam tahap pengembangan, parade itu menjadi penegasan bahwa negara pimpinan Kim Jong-un serius meningkatkan kemampuan persenjataan sejak kesepakatan nuklir dengan Amerika Serikat batal.
"Guna merespons ancaman yang semakin bervariasi dan kompleks, kami akan mencoba bekerja keras untuk memperkuat kemampuan sistem pertahan rudal kami," kata Sekretaris Kabinet Jepang, Katsunobu Kato dikutip dari CNN, Senin (12/10/2020).
"Kami mengerti bahwa beberapa rudal tersebut (milik Korut) disebut akan menyulitkan kami untuk meresponsnya dengan peralatan konvensional kami," ujarnya.
Kato menolak memberikan rincian analisis Jepang terhadap rudal yang ditampilkan oleh Korea Utara. Dia hanya mengatakan bahwa Jepang akan terus bekerja sama dengan AS dan negara terkait lainnya untuk memperbarui alat utama sistem pertahanan.
Selama delapan tahun di bawah masa kepemimpinan Shinzo Abe, Jepang memperluas peran militernya di bawah aliansi Jepang-AS di tengah meningkatnya ancaman dari Korea Utara dan China.
Jepang berulang kali menyebut China dan Korea Utara sebagai ancaman serius terhadap keamanan regionalnya. Tokyo saat ini tengah mempelajari perubahan besar pada kebijakan sistem pertahanan anti-rudal yang mencakup kemungkinan mengembangkan kemampuan pencegatan lebih awal serangan di dekat pangkalan musuh.
Perdana menteri baru pengganti Abe, Yoshihide Suga dan pemerintahannya diharapkan menyusun rencana pengembangan pertahanan anti-rudal baru akhir tahun ini.
Editor: Arif Budiwinarto