Jepang Reklamasi Pantai untuk Pindahkan Pangkalan AS, Warga Demo
NAHA, iNews.id - Warga Okinawa, Jepang, menggelar aksi unjuk rasa terkait proyek reklamasi laut yang dilakukan pemerintah untuk merelokasi pangkalan militer Amerika Serikat (AS).
Pemindahan Pangkalan Udara Korps Marinir AS Futenma diperkirakan dimulai pada 17 Agustus.
Sekitar 70 kano dan beberapa kapal kecil digunakan oleh pengunjuk rasa saat berdemonstrasi di lepas pantai Henoko, wilayah Nago, tempat yang akan menjadi pangkalan militer baru AS.
Lebih dari 35 kano memasuki wilayah kerja konstruksi hibgga diusir oleh petugas penjaga perairan. Para pengunjuk rasa memegang berbagai poster bertuliskan, "Jangan Membangun Pangkalan," dan "Jangan Membuang Kerikil."
"Saya tidak ingin mereka merebut kembali laut yang indah ini," kata seorang pengunjuk rasa berusia 40-an asal Ogimi.
Sejak pemerintah prefektur membangun dinding laut pada April 2017, para pengujuk rasa beberapa kali terlibat bentrokan dengan pasukan keamanan di sekitar Perkemahan Korps Marinir AS, Schwab, yang terletak di sebelah lokasi relokasi.
Gubernur Okinawa Takeshi Onaga mengatakan akan membatalkan kesepakatan yang diteken oleh pendahulunya terkait pembangunan pangkalan militer AS. Langkah itu dipastikan akan memicu kembali sengketa hukum antara pemerintah pusat dengan daerah terkait proyek tersebut.
Kedua pihak 'bertempur' di pengadilan beberapa kali. Pada Maret, Pemerintah Prefektur Okinawa kalah gugatan yang diajukan terhadap negara untuk menghentikan pekerjaan konstruksi karena Pengadilan Negeri Naha menolak gugatan itu. Pengadilan menyatakan pemerintah daerah tidak berhak menggugat.
Okinawa merupakan salah satu rumah bagi fasilitas militer AS di Jepang. Penduduk setempat menyebut hal itu menjadi beban dan ketidakadilan.
Sedangkan pemerintah berpendapat, relokasi pangkalan Futenma ke Henoko merupakan satu-satunya solusi untuk menghilangkan bahaya yang ditimbulkan tanpa mengganggu hubungan aliansi Jepang-AS.
Editor: Nathania Riris Michico