Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Viral Raffi Ahmad Beli Tas Ivan Gunawan Rp500 Juta untuk Bangun Masjid di Yokohama
Advertisement . Scroll to see content

Jepang Umumkan 'Reiwa', Kata yang Menandai Era Baru Kekaisaran

Senin, 01 April 2019 - 13:40:00 WIB
Jepang Umumkan 'Reiwa', Kata yang Menandai Era Baru Kekaisaran
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga, mengungkap kata yang menandai era baru kekaisaran Jepang. (FOTO: REUTERS)
Advertisement . Scroll to see content

TOKYO, iNews.id - Jepang mengumumkan bahwa kata 'Reiwa'—yang bermakna ketertiban dan harmoni—akan menjadi kata yang menandai era kekaisaran baru.

Era kekaisaran saat ini, yang disebut 'Heisei', akan berakhir pada bulan ini seiring dengan turun takhtanya Kaisar Akihito.

Kepala Sekretaris Kabinet, Yoshihide Suga, mengumumkan kata baru itu dengan mengusung papan bertuliskan huruf kanji. Perdana Menteri (PM) Shinzo Abe kemudian menyampaikan pidato guna menjelaskan maknanya.

Nama baru itu terdiri dari dua karakter, yaitu "perintah" atau "memerintah" serta "perdamaian" atau "harmoni".

Setiap pemerintahan suatu kekaisaran, atau disebut dengan "gengo", memiliki nama. Nama itu digunakan sejalan dengan kalender Masehi untuk menghitung tahun - sehingga pilihan nama harus dipertimbangkan dengan matang.

Nama gengo muncul pada uang koin, koran, surat izin mengemudi, dan dokumen-dokumen resmi sebagai penanda waktu. Namun, nama itu juga mewakili semangat sebuah masa - seperti istilah "90-an" atau "era Victoria" - yang merangkum budaya dan momen-momen pada masa itu.

Pemerintah Jepang memastikan pada Desember 2017 bahwa Kaisar Akihito yang sudah berusia 85 tahun akan lengser pada April 2019 karena usia senja dan menyerahkan tampuk kekaisaran kepada anaknya, Putra Mahkota Naruhito.

Biasanya nama era baru kekaisaran Jepang diungkap hanya ketika kaisar mangkat dan penerusnya sudah menduduki takhta. Keadaannya berbeda saat ini karena Kaisar Akihito turun takhta.

Akihito bakal menjadi kaisar Jepang pertama yang turun takhta selama lebih dari dua abad terakhir.

Pengungkapan kata yang menandai era baru kekaisaran mengemuka setelah rakyat Jepang berspekulasi selama beberapa pekan dan diskusi rahasia digelar oleh kabinet menteri.

Kabinet Jepang memilih kata itu dari daftar kata yang diusulkan sejumlah akademisi dan pakar.

"Beberapa waktu lalu, pemerintah memutuskan nama era baru dalam sebuah rapat kabinet dan bagaimana mengucapkannya," kata Sekretaris Kabinet, Yoshihide Suga, dalam jumpa pers, seperti dikutip BBC, Senin (1/4/2019).

Kekuasaan Kaisar Akihito selama 30 tahun dikenal dengan era 'Heisei', yang berarti "mencapai perdamaian" dalam bahasa Jepang.

Era sebelumnya disebut "Showa" ("harmoni yang tercerahkan"), dipimpin oleh kaisar Jepang di era perang, Hirohito. Terentang selama 64 tahun, era tersebut meliputi masa Perang Dunia II dan pertumbuhan pesat Jepang pascakonflik.

Penggunaannya dikabarkan semakin menurun, mengingat Jepang semakin membuka diri terhadap pengaruh global.

Menurut survei terbaru pada surat kabar Mainichi, sepertiga masyarakat biasanya menggunakan sistem gengo. Angka itu ada di tingkat 82 persen pada 1975, sementara 25 persen lainnya lebih memilih menggunakan kalendar Masehi.

Karena kedua jenis kalendar sama-sama menggunakan nama bulan dalam kalendar Masehi, banyak orang yang menggunakan keduanya secara bersamaan.

Editor: Nathania Riris Michico

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut